Jumat 06 Aug 2010 01:54 WIB

Produksi Listrik PLN Lebihi Target Tapi Kok Masih Byar-Pet

Rep: Cepi Setiadi/ Red: Arif Supriyono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--PT Perusahaan Listrik Negara persero (PLN) mencatatkan pertumbuhan produksi listrik sepanjang semester pertama 2010. Angka pertumbuhan mencapai 11 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Direktur Energi Primer PLN, Nurpamudji, menyatakan dari prognosa 81 TwH (tera watt jam) dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP), hingga akhir semester pertama terealisasi produksi hingga mencapai 83,3 TwH. Ini berarti tumbuh empat persen di atas prognosa atau perkiraan.

''Ini angka yang luar biasa karena pertumbuhan 2010 terhadap 2009 di prognosa kita hanya 7 persen. Ternyata realisasi dibanding rencana sudah 4 persen. Artinya pertumbuhan 2010 smester 1 terhadap 2009 itu 11 persen,'' kata Nur Pamudji di Gedung PLN Pusat Jakarta, Kamis (5/8).

Nurpamudji mengugkapkan, PLN belum pernah mengalami pertumbuhan produksi listrik seperti ini. ''Padahal harga TDL sempat dinaikkan, namun tetap konsumsi naik. Saya menduga kuat hubungannya dengan pertumbuhan ekonomi,'' kata dia. Bisa jadi ini pula yang menyebabkan pemadaman bergilir alias byar-pet tetap saja terjadi di pelbagai wilayah.

Menurut dia, meningkatnya produksi listrik ini tak lepas dari kontribusi setiap jenis energi bahan bakar untuk menopang kebutuhan tersebut. Untuk bahan bakar minyak (BBM) dari semula ditargetkan 16 persen, realisasinya mencapai 21 persen dari 83,3 TwH. Sementara untuk batu bara dari target 47 persen, realisasinya hanya 39 persen.

''Kalau gas alam rencana semula 24 persen, realiasi sedikit lebih tinggi (25 persen), untuk panas bumi semula enam persen ternyata realisasinya hanya lima persen,'' kata dia. Yang juga patut disyukuri, tuturnya, adalah tenaga air. Semula dari tujuh persen ternyata realisasinya  mencapai delapan persen dari 83,3 TwH.

''Ini sangat luar biasa. Tenaga air bisa jauh di atas perkiraan,'' kata Nurpamudji sembari menambahkan bahwa faktor cuaca cukup memengaruhi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement