Jumat 13 Aug 2010 23:04 WIB

Produk Halal Makin Diminati di Jerman

Pasar produk halal di Berlin, Jerman
Foto: german-info.com
Pasar produk halal di Berlin, Jerman

REPUBLIKA.CO.ID,  BERLIN--Produk-produk berlabel "halal" semakin banyak peminatnya di Jerman. Tak hanya kalangan Muslim, non-Muslim pun turut menggandrunginya. Alasannya, produk yang halal dijamin higienis. Itu sebabnya, kini produsen bahan pangan tradisional Jerman mulai mengadakan perluasan ke bidang ini.

 

Seorang perempuan dan pria yang sedang berbelanja ditanya oleh Radio Jerman, seberapa penting berbelanja bahan pangan yang halal bagi dirinya. Pembeli perempuan mengatakan, "Sangat penting. Bagi kami makanan halal sangat penting. Itulah yang nomor satu." Pria yang diwawancara memberi jawaban serupa, "Saya tidak akan berbelanja di toko yang tidak saya kenal. Karena di situ saya tidak tahu, apakah penyembelihannya halal atau tidak."

Ketersediaan pangan halal yang makin bervariasi sangat menguntungkan warga Muslim. Di daerah pemukiman warga Turki di bagian kota Hamburg yang bernama Sankt Georg warga Muslim dapat berbelanja tanpa harus mengkhawatirkan masalah halal atau haram. Misalnya daging. Daging yang dijual di daerah ini hanya berasal dari peternakan dan penyembelihan yang dengan ketat mengikuti peraturan Islam. Di pasar swalayan Jerman produk-produk halal jarang dapat ditemukan.

Di Jerman hidup empat juta warga Muslim, dan jumlahnya terus bertambah. Mereka menjadi pelanggan dan konsumen di masa depan, dan perhatian pasar atas mereka semakin bertambah. Misalnya pada perusahaan pembuat produk-produk dari susu yang bernama Rücker di Ostfriesland. Dua tahun yang lalu perusahaan itu mendapat izin membubuhkan tanda halal pada produknya. Sekali dalam sebulan perusahaan itu mengubah produksinya untuk beberapa hari, dan membuat Oba, sebuah jenis keju yang dibuat secara ketat menurut peraturan Islam.

Thorsten Schmitz dari perusahaan Rücker mengatakan, "Untuk memproduksi produk-produk halal, susu mentah yang menjadi bahan mentah untuk keju-keju kami, akan ditempatkan secara terpisah. Kami juga memastikan bahwa susu ini hanya berasal dari peternakan di mana tidak ada babi."

Di samping, itu perusahaan pembuat keju tersebut harus memperhatikan peraturan higienis sangat ketat. Peralatan yang digunakan dibersihkan jauh lebih teliti dan para pekerjanya selalu menggunakan sarung tangan. Itu juga dilakukan walaupun mereka tidak menyentuh keju secara langsung, misalnya pada pengepakan. Itu memang biaya tambahan, tetapi perusahaan Rücker yakin, itu adalah investasi yang berguna.

Senol Isikay, pemimpin bagian penjualan mengatakan mereka senang hati melakukannya, karena itu semua bagi pasaran yang sedang berkembang. "Juga karena kami memberikan reaksi atas keinginan pelanggan, dan kami pikir bidang ini juga masih akan terus berekspansi," ujarnya.

Saat ini, hanya satu dari 20 keju, yang diproduksi perusahaan di Ostfriesland itu, mendapat segel halal. Tetapi perusahaan Rücker yakin, jumlahnya akan terus bertambah.

sumber : DW/Spiegel
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement