Jumat 03 Sep 2010 08:29 WIB

PPP Tuding KPK Tebang Pilih

Rep: Antara/ Red: Budi Raharjo
KPK
KPK

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhammad Romahurmuzy, menganggap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tendensius dalam menetapkan 26 anggota DPR periode 1999-2004 sebagai tersangka baru dalam kasus suap pemilihan deputi gubernur senior BI, Miranda Swaray Goeltom.

''Ini tendensius. Kesan tebang pilih tak terelakkan, banyak orang secara hukum baik unsur subjektif maupun objektif memenuhi untuk dijadikan tersangka, karena dia memiliki kedekatan dengan partai penguasa tertentu, bisa berlindung di balik itu, kata Romahurmuzy seusai berbuka puasa di Jakarta, Kamis (2/9).

Ia mengatakan, kesan tebang pilih tersebut semakin terpelihara karena kurangnya sumber daya manusia sementara kasus korupsi yang ditangani menumpuk. ''Alasan itu semestinya tidak bisa terus digunakan untuk tebang pilih. Dia memilih berdasarkan apa,'' katanya.

Menurut dia, korupsi di tubuh eksekutif dan yudikatif juga sangat banyak. Namun KPK seringkali memberikan kesan yang berlebihan terhadap korupsi di legislatif. ''Partai politik terus terang tersudutkan, karena seolah korupsi itu hidup di partai politik. Ini karena tendensius tadi,'' kritiknya.

Ia juga mengatakan, KPK seringkali berlomba dengan para penegak hukum lainnya dalam memberantas korupsi. ''Kalau berkonteks seperti itu seolah-olah menunjukkan 'keelokannya','' katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement