Sabtu 04 Sep 2010 04:06 WIB

PBNU Bersedia Duduk Bersama Bahas Hilal

Rep: Nashih Nashrullah/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengajak semua pihak mengenyampingkan pendapat masing-masing dan duduk bersama membahas penentuan standarisasi hilal.

Menurut Ketua Lajnah Falakiyyah PBNU, A Ghazalie Masroeri, pembahasan tersebut harus mulai dari nol dan koridor yang sama. Selain itu, perlu legitimasi tata rukyat dan hilal yang ditinjau dari segi bahasa, Alquran, hadis dan ilmu pengetahuan.”Insyallah jika ini dijalankan maka akan ketemu kesepakatan,”ujar dia di Jakarta, Jumat (3/8)

Ghazalie menegaskan, akar persoalan bukan penentuan kriteri hilal. Sebab, jika pembahasan berkutat pada kriteria hilal maka akan berujung pada kebuntuan. Dengan demikian, setiap kelompok harus menyepakati terlebih dahulu legitimasi rukyat dan hilal. Oleh karena itu, agar pembahasan sukses maka dibutuhkan intervensi pemerintah.

Apalagi, fungsi pemerintah menurut Islam adalah menjaga maslahat dunia dan agama. Terutama mewujudkan persatuan dan kesatuan umat. Lebih lanjut, Ghazalie menuturkan PBNU di berbagai kesempatan melontarkan wacana almanak nasional.

Kalender tersebut kelak diproyeksikan sebagai panduan dan acuan penanggalan nasional. Rumusan almanak tersebut berdasarkan aspek syar’i, geografis, astronomi dan politik. Selain itu, gagasan mengadakan rukyat global secara nasional dinilai positif oleh NU.”Prinspinya NU siap berdialog dengan siapapun dan kapanpun,”tegas dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement