REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Korban tewas kerusuhan di Buol, Sulteng bertambah lagi. Satu warga lagi tewas bernama Supriyadi dan meninggal dunia pada Sabtu (4/9) pukul 07.30 Wita akibat luka tembak di bagian perut.
Menurut Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras), Haris Azhar, Supriyadi merupakan pegawai koperasi Buol. Supriyadi tertembak saat ikut dalam aksi protes warga ke Mapolsek Buol pada 31/8 malam.
Perut bagian korban dilaporkan tertembus proyektil hingga ke kantong kemih oleh peluru. "Kontras mengungkapkan belasungkawa dan prihatin akibat bertambahnya korban tewas kerusuhan Buol," ujar Haris di Kantor Kontras, Jakarta Pusat, Sabtu (4/9).
Sebelumnya, Polri merilis tujuh korban tewas akibat kerusuhan Buol. Menurut Wakadiv Polri, Kombes Pol I Ketut Untung Yoga Ana, tujuh warga tersebut adalah Amran Abjalu, Rasyid S Jopori, Herman Hasan, Ridwan D Majo, Arfan Salakea, Saktipan, Muslimin Ashora.
Menurut Yoga, hingga saat ini Polri telah memeriksa sebelas orang anggota polisi yang diduga melakukan pelanggaran dalam kasus kerusuhan tersebut. Empat di antara sebelas orang itu tengah diperiksa intensif dan ditetapkan sebagai terperiksa akibat pelanggaran kode etik dan profesi. Mereka adalah Kasat lantas Polres Buol, Iptu Jefri Pantow, Kapolsek Polsek Biao, Iptu Zakir Butudoka, Brigadir Amiruloh, dan Brigadir James Jhon Pantaw.
Kerusuhan Buol meletus setelah warga setempat bernama Kasmir tewas di tahanan Polsek Buol. Kasmir ditahan karena kendaraannya bertabrakan dengan anggota polisi Buol.