REPUBLIKA.CO.ID,CANBERRA--Capri, Jenewa dan New York masuk dalam daftar harga sewa kamar hotel termahal di dunia, menurut survei global yang menunjukkan harga hotel meningkat untuk pertama kalinya dalam tiga tahun, mengikuti perkembangan ekonomi global. "Hotels.com", yang menyediakan indeks harga hotel per enam bulan, melaporkan pada Selasa, bahwa walau harga rata-rata kamar hotel berada dalam tingkatan rendah dalam enam tahun ini, ada tanda-tanda akan membaik.
"Kami memperhatikan pemesanan perjalanan pariwisata meningkat di seluruh dunia," kata juru bicara Hotels.com, Victor Owens, dalam pernyataannya. Secara keseluruhan, harga meningkat dua persen pada kuartal kedua 2010 dibanding tahun lalu, peningkatan pertama kali sejak akhir 2007, dengan bisnis perjalanan dan pariwisata mulai menggeliat lagi.
Indeks, sekarang sudah dalam tahun ketujuh dan berdasarkan sampel dari 91.500 properti di 15.750 lokasi, menemukan harga sewa kamar meningkat satu persen pada kuartal kedua di Eropa dan kepulauan Karibia, tiga persen di Amerika dan stabil di Asia. Harga di pulau Capri, Italia, meningkat tujuh persen, menyebabkan tujuan hotel termahal dan menumbangkan Monte Carlo sebagai posisi pertama pada 2009.
Di Jenewa, dan kebanyakan di Swiss, rata-rata kamar hotel meningkat delapan persen menjadi 254 dolar AS, sementara New York menjadi kota dengan kamar hotel termahal di Amerika Serikat, dengan harga meningkat 14 persen dibanding setahun lalu. Termasuk dalam daftar 10 besar lainnya ialah Dubrovnik di Kroasia, Venesia, Rio de Janiero, Paris, Bali, London dan Moskow.
Survei menunjukkan beberapa lonjakan harga yang terjadi di perkotaan berkaitan dengan kejadian besar.
Ini termasuk peningkatan harga di Cannes, Prancis, tempat diadakannya Festival Film Cannes, dan pulau Bali, yang menjadi bagian dari latar belakang film Julia Roberts terbaru,"Eat Pray Love."
Harga kamar meningkat di Bali hingga 57 persen, lonjakan tertinggi dibanding daerah tujuan lainnya.
Peningkatan terbesar kedua tercatat di Cape Town, Afrika Selatan, tempat diadakan Piala Dunia FIFA 2010, yang melonjak sebesar 53 persen, membuat rata-rata kamar hingga 180 dolar AS. Owens mengatakan secara perlahan kembalinya bisnis perjalanan dan peningkatan perjalanan domestik AS menyebabkan lonjakan harga secara menyeluruh -- tetapi menaiknya harga tidaklah secara universal.
"Ada juga, tentunya, yang harus dipertimbangkan, terutama daerah tujuan internasional seperti Abu Dhabi, Dubai dan Reykjavik yang masing-masing mengalami penurunan harga sewa hotel pada setengah tahun pertama 2010," katanya. Harga sewa kamar hotel di Abu Dhabi jatuh sebesar 46 persen, dan harga di Reykjavik, Eslandia, rata-rata menurun sebesar 18 persen setelah terjadinya letusan gunung dan debu vulkanik yang mengganggu perjalanan udara di wilayah utara Eropa pada April.
Penurunan harga di Abu Dhabi disebabkan oleh banyaknya hotel baru yang beroperasi, dan menurunnya angka perjalanan korporat akibat dari krisis ekonomi global. "Kota-kota dagang yang berpengaruh tersebut dipengaruhi oleh menurunnya perjalanan bisnis internasional, demikian juga pada Dubai, yang mengalami penurunan 10 persen," kata Owens. Harga di Moskow menurun delapan persen, Budapest menurun tujuh persen dan penurunan enam persen terjadi di Kopenhagen, Cancun, Athena, Taipei dan Dublin.