REPUBLIKA.CO.ID, FALLUJAH--Kendatipun Washington mengumumkan secara resmi penghentian operasi-operasi tempur di Irak pada 1 September, pasukan AS terus melakukan operasi gabungan dan tetap terlibat dalam pertempuran. Kabar terkini, paling tidak tujuh warga sipil dan dua tentara Irak tewas, Rabu (15/9) ketika baku tembak meletus dalam satu operasi gabungan AS-Irak di bekas pangkalan kelompok perlawanan Sunni, Fallujah, kata para pejabat Irak.
Serangan itu terjadi Rabu pagi di permukiman Jbeil, Fallujah tengah, yang dulu menjadi pangkalan para gerilyawan Sunni saat melakukan perlawanan terhadap pasukan AS dan Irak. Perlawanan itu mencapai puncaknya tahun 2006 dan 2007.
Seorang juru bicara militer AS mengkonfirmasikan satu "insiden" terjadi di kota itu, barat Baghdad. Ia menambahkan sebuah investigasi akan dilakukan, tetapi menolak merinci lebih jauh. Ia mengonfirmasikan paling tidak seorang tewas.
"Satu pasukan gabungan dari Baghdad diperintahkan menyerang sebuah rumah kelompok garis keras di Jbeil," kata Mayjen Baha Hussein al Larkhi, komandan polisi untuk provinsi Anbar, tempat kota Fallujah berada. "Bentrokan senjata terjadi ketika para anggota kelompok garis keras menembaki pasukan itu. Para warga sipil terperangkap dalam kontak senjata itu. Tujuh orang tewas dan empat lainnya cedera.
"Selain tujuh warga sipil itu, dua serdadu Irak juga tewas dalam baku tembak itu. Satu larangan terhadap kendaraan diberlakukan di kota itu dan daerah tersebut kini ditutup oleh pasukan keamanan, demikian menurut laporan AFP.
Komandan polisi Fallujah Brigjen Faisal al Essawi mengatakan lima rumah telah digeledah. Ia mengatakan delapan warga sipil tewas, termasuk dua wanita dan dua anak-anak.
Ia juga mengatakan satu di antara empat orang korban tewas lain yakni mantan kolonel angkatan darat Irak dalam pemerintah Presiden Saddam Hussein. Saddam Hussein telah menjalani hukuman mati sesuai keputusan pengadilan Irak beberapa tahun lalu
Pemimpin media Fallujah Mohammed Fathi juga mengatakan delapan orang tewas.
Dr. Omar al Delli di rumah sakit Fallujah mengatakan sejauh ini empat mayat telah diterima, dan menambah "ada laporan seorang tewas" dan penyelidikan akan dimulai. Ia tidak memberikan penjelasan lebih jauh.
Pasukan AS mengatakan operasi-operasi tempur di Irak berakhir akhir Agustus. Tapi, hampir 50.000 serdadu AS masih tetap berada di negara itu dengan satu misi melatih tentara dan polisi Irak, dan melancarkan operasi-operasi gabungan kontra teror.
Mereka juga tetap diizinkan menggunakana senjata mereka untuk membela diri. Ironisnya sejak pengumuman 1 September itu, pasukan AS telah menembak para anggota kelompok garis keras di Baghdad dan provinsi Diyala, utara Baghdad , dan dua serdadu AS dibunuh oleh tentara Irak setelah terlibat pertengkaran di sebuah pangkalan Irak.
Aksi kekerasan juga meningkat di sini dalam bulan-bulan belakang ini. Remakan Juli dan Agustus mencatat angka kematian tertinggi bulanan sejak tahun 2008, demikian menurut data pemerintah Irak.