Jumat 17 Sep 2010 00:04 WIB

Formappi Minta DPR Buat Grand Design Studi Banding ke Luar Negeri

Rep: Andri Saubani/ Red: Endro Yuwanto
DPR
DPR

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) meminta DPR membuat grand design terkait kunjungan kerja ke luar negeri untuk studi banding. Tidak adanya grand design yang jelas soal studi banding ke luar negeri ini dinilai sebagai pemicu polemik yang terjadi saat ini.

“Selama ini studi banding DPR ke luar negeri tanpa ada grand desinn,” kata Ketua Formappi, Sebastian Salaang, Kamis (16/9).

Menurut Sebastian, setidaknya ada tiga ketentuan dalam grand design yang harus dibuat DPR terkait studi banding ke luar negeri. Pertama, konsep yang jelas dari tiap komisi yang akan melakukan studi banding keluar negeri. Kedua, penentuan kriteria negara atau parlemen yang dipilih menjadi tujuan studi banding. Ketiga, laporan pertanggungjawaban DPR pascastudi banding tersebut.

Ketiadaan grand design studi banding DPR ke luar negeri ini, menurut Sebastian, mengakibatkan studi banding kerap salah sasaran. Menurut Sebastian, kerap terjadi kunjungan kerja DPR menjadi sia-sia karena parlemen di negara yang dituju sedang libur atau tidak siap menerima rombongan parlemen dari Indonesia.

Sebastian yakin, jika tiga ketentuan tersebut dibuat oleh DPR, publik tidak akan selalu menilai negatif rencana studi banding DPR ke luar negeri. Menurut dia, tidak harus ada generalisasi anggapan studi banding DPR ke luar negeri sebagai bentuk pemborosan. “Selain dianggarkan, studi banding ke luar negeri memang dibutuhkan DPR terkait pembahasan rancangan undang-undang tertentu,” jelasnya.

DPR periode 2004-2009, kata Sebastian, sebenarnya pernah membentuk Tim Kajian Peningkatan Kinerja DPR. Sebastian mengaku heran tim kajian tersebut tidak dilanjutkan lagi pada DPR periode kali ini. Padahal, Tim Kajian Peningkatan Kinerja DPR tersebut dahulu pernah membuat aturan dan kriteria soal studi banding DPR ke luar negeri. “Tim ini harusnya dibentuk lagi sekarang,” tegasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement