REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tudingan telah melakukan penyiksaan terhadap salah satu korban kerusuhan di Manokwari, Papua, Naftali Kwan, dibantah Polri. Naftali justru tewas dalam perjalanan menuju rumah sakit Angkatan Laut.
"Setelah penembakan, anggota membawa ke Rumah Sakit Angkatan Laut," ujar Kepala Bidang Penerangan Umum Mabes Polri, Kombes Pol Marwoto Soeto di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (17/9).
Naftali sendiri, ungkap dia, meninggal akibat luka di bagian betis karena tembakan dari anggota Brimob Polres Manokwari berinisial Bripdu P. Korban meninggal usai kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada Rabu (15/9) malam lalu.
Menurut Marwoto, pihak RSAL sendiri ketika itu menyatakan bahwa kondisi Naftali sudah pulih dan dapat diperiksa. Pihaknya, lanjut dia, kemudian membawa Naftali ke Polres Manokwari. Hanya saja, Marwoto mengatakan, sebelum sampai ke Polres, luka tembak yang diderita Naftali semakin parah sehingga membuat kondisinya kian memburuk.
Ia menambahkan, Naftali kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Manokwari. Namun sebelum sampai ke tujuan, Naftali tewas di perjalanan. "Jadi tidak ada anggota yang melakukan penyiksaan seperti itu," tegas Marwoto.
Sementara itu, korban lainnya, Septinus Kwan tewas akibat tercebur ke jurang. Ia mengungkapkan, jenazah Septinus ditemukan keesokan harinya, Kamis (16/9) usai kerusuhan. "Dia ditemukan di salah satu tebing," ujarnya.
Septinus sendiri, tutur Marwoto, ikut dalam aksi penyerangan terhadap anggota Brimob di Jalan Baru, depan Mako Brimob Manokwari. Menurutnya, kemungkinan Septinus terjun ke jurang karena lari menghindari kejaran petugas.
Marwoto sendiri mengungkapkan bahwa peristiwa tersebut terjadi usai adanya kecelakaan lalu lintas di depan Mako Brimob Manokwari. Ketika itu, terdapat pengendara sepeda motor yang menabrak seorang perempuan bernama Mina Koi. "Mina tewas seketika," katanya.
Dua anggota Brimob yaitu Bripda P dan A yang sedang bertugas kemudian berusaha menolong korban. Tidak berapa lama, ada warga masyarakat yang ingin mendatangi tempat kejadian perkara. Warga tersebut, tuturnya, kemudian menyandera sepeda motor yang menabrak korban.
Marwoto menerangkan, beberapa warga malah mendesak para anggota Brimob. Selain itu, tuturnya, mereka melakukan penyerangan dengan membidik busur panah dan meneriaki petugas. "Sebelum memanah, salah satu anggota (Bripdu P) menembak warga," ujar Marwoto.
Naftali Kwan pun terluka di bagian betis karena terkena timah pana. Selain itu, tuturnya, isteri Naftali, Antomina KWan juga terluka dan dilarikan ke RSUD Manokwari. Polisi sendiri, ujar Marwoto, sudah melakukan pemeriksaan terhadap tujuh anggota Brimob yang diduga mengetahui kejadian itu. Polisi hingga saat ini masih menyelidiki penyebab kematian Septinus Kwan di tebing.