REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Jika dibandingkan dengan anggota DPR, anggaran pelesiran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ternyata yang paling tinggi. Karena itu, rakyat diimbau tidak hanya melancarkan kritikan kepada para wakil rakyat, tapi juga kepada presiden.
"Pada DIPA APBN 2010 di 13 kementerian/lembaga, Kepresidenan memiliki Pagu anggaran kunjungan luar negeri tertinggi, yakni Rp 179 miliar," ungkap Sekretaris Jenderal Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Yuna Farhan, Minggu (19/9).
Sedangkan, anggaran kunjungan luar negeri DPR sebesar Rp 170 miliar. "Mahalnya kunjungan luar negeri Presiden dikarenakan setiap keberangkatan Presiden menggunakana pesawat sewaan dan membawa rombongan besar," kata dia.
Sebagai kepala negara, lanjut Yuna, Presiden harus memberikan contoh kepada kementerian/lembaga lain yang dipimpinnya dengan berhemat. "Tidak mengherankan, imbauan Presiden untuk berhemat mengurangi biaya perjalanan, tidak akan pernah terwujud mengingat elit-elitnya Presiden dan DPR memiliki hobi plesiran yang sama," tutur dia.
Pemerintah dan DPR, dinilai Yuna, telah mengingkari amanat UUD 1945 Pasal 23 ayat (1) yang menyatakan APBN ditujukan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Karena itu, Yuna meminta DPR menghentikan kebiasaan jalan-jalan ke luar negeri. Tidak hanya itu, Presiden juga diminta untuk tidak sekadar beretorika melakukan penghematan.