REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG- Pilot pesawat Super Decathlon tipe 8 KCAB yang mengalami kecelakaan pada Jumat (24/9) lalu, Ir H Alexander Supelli, pernah memimpin seribu orang engineer Indonesia saat bergabung di Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), yang kemudian mengganti nama menjadi PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Hal ini diungkapkan mantan Menteri Perhubungan RI, jusman Syafei Jamal, yang ditemui di rumah duka di Jalan Sumber Sari No 10, Caringin, Kota Bandung, Senin (27/9) pagi.
“Alex seorang penerbang professional yang hebat. Selain pernah memimpin seribu engineer dalam negeri, ia juga pernah melatih 200 engineer khusus structure design dari berbagai negara,” ungkap Yusman.
Di IPTN, lanjutnya, ia menjadi perancang pesawat N250 yang ditunjuk langsung oleh Habibie, yang saat itu masih menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi. Ia ditunjuk sebagai Lead Engineer perancangan pesawat N250. “Sedangkan saya sebagai chiev protect program. Dari jabatan tersebut, kami sempat keliling dunia,” ujarnya sambil tersenyum.
Dari IPTN itulah, ia mulai mengenal dengan sosok Alexander Supelli. Meski masuknya berbeda satu semester, ia dan Alex menjadi akrab dalam membicarakan perancangan pesawat N250. Alex masuk ke IPTN pada awal 1982, sedangkan Yusman pada pertengahan 2008.
Ia menuturkan, karena keahlian Alex dalam merancang pesawat N250, ia dianugerahi penghargaan langsung dari Presiden Soeharto, yakni penghargaan Bintang Mahayana pada 1996 lalu. Saat itu, hanya ada empat orang yang menerima penghargaan tersebut, dan Alex menjadi salah satu orang yang menerimanya.
“Dunia kedirgantaraan Indonesia turut merasa kehilangan atas meninggalnya Alex. Dia meninggal di tengah dunia yang dia cintai, yaitu penerbangan aerobatik. Sangat jarang perancang pesawat yang juga hobi melakukan penerbangan, apalagi melakukan aerobatik,” imbuhnya dengan nada kagum.