REPUBLIKA.CO.ID, Mekkah (MCH)--Rabiyah binti Toha terlihat sedih ketika tiba di BPHI Makkah. Ia harus berpisah dengan rombongannya, kloter pertama dari embarkasi Medan, karena luka di punggung tiga jari kaki kanannya. Para petugas di BPHI segera menghiburnya. "Kami semua dari Indonesia bu, jadi ibu gak usah khawatir, karena kami akan membantu ibu di sini," ujar Eko, salah satu petugas.
Petugas haji yang dari Medan pun terus mengajak berbincang Rabiyah, agar ia merasa tenang. Setelah terlihat tenang, Rabiyah bisa berbincang dalam bahasa daerah dengan petugas haji dari Medan. Gula darah Rabiyah mencapai di atas 200 saat diperiksa di BPHI Makkah. "Sekarang sudah turun menjadi 155," ujar Wakil Kepala Daker Makkah, dr H Taufik SpS, di ruang perawatan Rabiyah, Ahad (17/10).
Rabiyah tiba di BPHI Makkah, Sabtu (16/10) pukul 18.00. Luka di jari kakinya akibat sepatu sempit yang ia pakai. Ia adalah penderita diabetes melitus. Stres, menurut Taufik, ikut memicu naiknya gula darah Rabiyah.
Ahad siang, Rabiyah tak lagi sedih, tak juga menangis, seperti Sabtu malam dan Ahad pagi. Petugas kesehatan di BPHI dan petugas pembimbing jamaah uzur terus menghiburnya agar ia merasa nyaman karena terpisah dari rombongannya. Rabiyah menjadi pasien pertama BPHI Makkah, sengaja dikirim dari Madinah mendului rombongannya yanh baru ke Makkah pada 20 Oktober.
Dari Madinah, Rabiyah sudah berniat umrah, sehingga dialah jamaah haji Indonesia yang telah menunaikan umrah. Sabtu malam, dia berumrah menggunakan kursi roda, dibantu oleh para petugas. Ia menyelesaikan umrah Ahad dinihari, pukul 01.00.
Ahad siang setelah dijumpai wartawan, ia mengontak keluarganya di Tanah Air, lewat sambungan telepon. Dia memberi tahu, bisa melihat kondisinya Senin pagi atau siang, di televisi nasional.