Senin 18 Oct 2010 21:46 WIB

Mahfud: Pemerintah Jangan Panik Didemo

Rep: M Ikhsan Shiddieqy / Red: Endro Yuwanto
Mahfud MD
Mahfud MD

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) M Mahfud MD mengatakan, pemerintah tidak perlu panik menghadapi rencana demonstrasi pada 20 Oktober 2010 bertepatan dengan usia satu tahun pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono jilid kedua. Mahfud tidak melihat adanya upaya makar dari demo itu, melainkan hanya demo biasa saja yang setiap hari ada di Jakarta.

"Aparat pemerintah juga supaya cool menghadapinya, tidak usah terlalu keras, tidak terlalu panik juga. Itu hal biasa tiap hari, ada kok demo, cuma kebetulan saja dibesar-besarkan saja tanggalnya, tapi sebenarnya sama saja seperti demo sehari-hari," kata Mahfud sebelum mengikuti silaturahmi pimpinan lembaga tinggi negara di Gedung DPR/MPR, Senin (18/10). Presiden juga hadir dalam acara itu.

Mahfud menilai tidak ada upaya makar dari demonstrasi itu. "Kalau saya sih melihatnya tidak ada apa-apa, kalau saya melihatnya, masak kita takut hal-hal kayak itu," katanya. Menurut dia, reformasi pada 1998 dibuat agar masyarakat bisa menyampaikan aspirasinya.

Meski demikian, Mahfud setuju jika makar merupakan tindakan inkonstitusional. "Kalau setiap makar itu inkonstitusional, tapi demo dan makar itu beda, ada demo menyampaikan aspirasi, dan itu dibenarkan UU No 9 tahun 1999, kan boleh, tetapi kalau ada unsur makar harus ditindak tegas karena makar itu memang di dalam KUHP juga di larang, mau mengulingkan pemerintah yang sah itu tidak boleh," kata dia.

Mahfud mengatakan, dalam menghadapi demo, pemerintah cukup mengawasi saja. "Biar saja demo, ya awasi saja, tapi kalau makar, saya kira harus ditindak tegas kalau membuat insinuasi, provokasi, untuk melakukan perlawanan terhadap pemerintah yang sah secara inkonstitusional, itu memang harus ditindak, tapi demonya itu sendiri harus boleh," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Mahfud mengimbau para pendemo untuk tertib dan memenuhi aturan yang ada. Menurut Mahfud, para pendemo harus memiliki agenda dan tuntutan yang jelas. "Saya tidak melihat ada gelombang-gelombang besar mengelombang itu tidak ada," katanya dengan logat Madura yang khas.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement