REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-–Badan Kehormatan (BK) DPR RI tidak perlu belajar etika politik jauh-jauh hingga Yunani. Ilmu yang sama, dengan biaya yang jauh lebih murah, bisa diperoleh di kampus.
Pengamat politik dari Universitas Airlangga, Airlangga Pribadi, mengatakan upaya mencari perbandingan praktik parlemen di Indonesia dengan parlemen negara lain sesungguhnya dapat dicari di jurusan politik di kampus mana pun di Indonesia. "Cukup kontak akademisi, kita nanti sharing," kata Airlangga, Selasa (19/10).
Sembari tertawa Airlangga kemudian mengatakan rencana kunjungan kerja BK ke Yunani merupakan tindakan yang merugikan negara. "Mengada-ada, ini menghamburkan uang negara saja," ucapnya.
Airlangga menganggap rencana mempelajari tata cara beretika anggota parlemen di Yunani, memahami praktik disiplin yang diterapkan di parlemen sana, termasuk cara-cara pengaduan BK di sana, adalah ilmu yang bisa diketahui melalui penelusuran di dunia maya.
Etika sebagai anggota dewan justru dikatakan Airlangga seharusnya dipelajari lewat praktik langsung ke konstituen mereka di daerah. Perbaikan perilaku dewan serta cara berkomunikasi yang baik juga bisa dipelajari di sini, lewat cara anggota dewan berinteraksi dengan konstituennya.
Pendapat Ketua BK yang mengatakan kepergian ke Yunani tidak tepat, karena ilmu yang dicari delapan anggota BK sebaiknya dipelajari di Korea pun, ditegaskan Airlangga tidak benar. Problem anggota dewan yang paling nyata adalah bagaimana mereka secara internal mampu memperkuat hubungan dengan konstituen. Sehingga lembaga parlemen bisa menyerap proses politik lewat masukan dari publik.
"Kunjungan kerja itu sia-sia saja," lanjutnya. Jika anggota dewan serius ingin belajar, Airlangga mengatakan ilmu tersebut bisa didapat di kampus. "Tidak usah ke Yunani, kesannya mereka tidak menghargai ada banyak dosen politik di Indonesia," ujarnya. n indira