Rabu 20 Oct 2010 03:14 WIB

Buya Hamka Layak Jadi Pahlawan

Rep: Prima Restri/ Red: Budi Raharjo
Buya Hamka
Buya Hamka

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau dikenal dengan nama Hamka dinilai sangat layak diusulkan menjadi pahlawan nasional. ''Setahu saya Hamka sebelumnya belum pernah diajukan sebagai pahlawan nasional. Padahal ia salah satu orang yang berjasa untuk Indonesia,'' tutur Ahli Peneliti Utama pada Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Asvi Warman Adam, saat dihubungi Republika, Selasa (19/10).

Hamka dinilai sebagai intelektual yang sangat berjasa bagi kesusastraan, agama, dan budaya. Di bidang agama, Hamka berjasa menafsirkan Alquran. ''Ia menjadi tokoh teladan bangsa, bahkan di masa orde baru Hamka disegani oleh pihak yang berkuasa,'' tutur Asvi.

Sementara pada masa orde baru, dipaparkan Asvi, ada dua nama pahlawan yang sengaja dihilangkan dari naskah buku pelajaran sejarah, yaitu Tan Malaka dan Alimin. Menurutnya, Tan Malaka sudah jadi pahlawan sejak tahun 1963. Meski tidak dicabut gelar kepahlawanannya, namun namanya dihapus. ''Tan Malaka dan Alimin dianggap Orba sebagai orang kiri. Tapi tidak jelas kiri yang seperti apa. Ini hanya paranoid orba,'' ungkapnya.

Karena Tan Malaka tidak pernah terlibat pemberontakan, bahkan ia sangat menentang pemberontakan. Dan, Tan Malaka mengakhiri hidupnya pada tahun 1949 karena tertembak.

Sedangkan Syafruddin Prawiranegara yang pernah menjabat Presiden atau ketua PDRI (Pemerintahan Darurat Republik Indonesia) ditolak saat diajukan menjadi pahlawan. ''Syafrudin cukup berjasa mengisi kekosongan pemerintahan Indonesia kurun waktu 19 Desember 1948 hingga 13 Juli 1949. Kalau tidak ada beliau maka terjadi kekosongan pemerintahan,'' tutur Asvi.

Syafruddin sudah lebih dari sekali dicalonkan sebagai pahlawan. Dan hingga tahun 2009 tetap ditolak. Asvi memaparkan ada dugaan tentara tidak setuju jika ada tentara yang pernah memberontak dijadikan pahlawan.

Namun ketika Mohammad Natsir yang diajukan bersamaan dengan Syafruddin menjadi pahlawan diterima oleh Pemerintahan SBY. ''Ini menjadi pertanyaan kepada Natsir diterima dan Syafruddin ditolak. Ada kabar ia diloloskan karena SBY sudah terlanjur berjanji untuk menjadikan Natsir pahlawan,'' tutur Asvi. Padahal Natsir ikut terlibat dalam pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement