REPUBLIKA.CO.ID,Napoli memang tidak pernah kapok. Meski sejak tiga tahun lalu sudah dinyatakan darurat sampah, kota ini tetap belum mampu menyelesaikan masalah pembuangan sampah. Akibatnya sekitar 2.400 ton sampah menjadi pemandangan kota terbesar kedua di Italia ini.
Dinilai tidak serius menangani masalah yang sudah berlarut-larut ini, Komisi Eropa pun geram dan memperingatkan pemerintah Italia untuk segera membersihkan ribuan ton sampah yang berserakan di Napoli (Naples). Jika tidak, Komisi Eropa mengancam akan membawa masalah ini ke mahkamah Eropa dan mengenakan sanksi terhadap Italia.
Di Napoli sendiri, warga yang resah atas masalah ini mengadakan unjuk rasa pada pemerintah kota yang berakhir rusuh. Warga di Terzigno pinggiran Napoli misalnya selama lebih dari sepekan menggelar unjuk rasa yang kemudian berakhir dengan pembakaran beberapa truk sampah.
Mereka memprotes penunjukkan wilayah mereka sebagai tempat pembuangan Akhir (TPA) padahal belum disetujui warga setempat. Polisi pun sempat terlibat baku hantam dengan para warga yang berdemo.
Komisaris Eropa bidang Lingkungan Hidup, Jazez Potocnik, menilai kerusuhan itu merupakan bukti bahwa pemerintah Italia, terutama di kawasan Campania yang termasuk di dalamnya Napoli, belum menerapkan langkah-langkah yang layak dalam mengatasi masalah sampah di Napoli. Ia menyebutkan pemerintah kawasan Campania masih belum memiliki rencana manajemen sampah.
Tempat pembakaran sampah satu-satunya Campania di Accerra sudah tidak lagi berfungsi dengan baik dan sudah terlalu penuh. "Pihak yang berwenang di Campania tidak sanggup mengatasi masalah ini," ucap Potocnik.
Menanggapi hal ini Perdana Menteri Silvio Berlusconi berjanji akan segera mengatasi masalah sampah di Napoli dan sekitarnya. Pemerintah pusat berjanji akan mengambil alih proyek pengolahan sampah dan menyiapkan kompensasi sebesar 14 juta euro (sekitar Rp 174,5 miliar) kepada penduduk setempat yang dirugikan.
Apa penyebab pengelolaan sampah kota ini begitu buruk? Ternyata ini bukanlah perkara beberapa tahun belakangan saja. Kota ini sudah bergumul dengan masalah pembuangan sampah sejak setidaknya satu dekade lalu. Praktik korupsi, buruknya manajemen pemerintah lokal serta campur tangan mafia membuat kota ini masih berkutat dengan masalah sampah.
Situasi itu turut membuat prihatin pemimpin umat Katolik Roma se-dunia, Paus Benediktus XVI. Saat berkhotbah di Vatikan, Paus menyatakan dukungan kepada penduduk yang dirugikan serta mendoakan mereka agar mendapat penyelesaian yang sama-sama menguntungkan.
Pada awal 2008 Berlusconi sudah berjanji akan turun tangan saat para petugas sampah tidak sanggup lagi memindahkan sampah baru karena fasilitas TPA yang ada sudah tidak muat. Saat itu penduduk setempat keberatan dengan lokasi TPA baru yang dekat dengan tempat tinggal mereka.
Namun kini, pemerintah sepertinya akan mengambil langkah tegas. Pemerintah telah menempatkan pembukaan tempat pembuangan sampah baru di dekat Napoli ditahan setelah berminggu-minggu protes oleh warga, namun demonstran mengatakan usulan itu tidak cukup dan sampah terus menumpuk di jalanan.
Kepala otoritas perlindungan sipil Guido Bertolaso, dikirim ke Napoli oleh PM Berlusconi untuk mengatasi krisis sampah terbaru. Bertolaso mencoba membuat tawaran kompromi dengan warga setempat namun bentrokan keburu terjadi di pinggiran Napoli.
Walikota kota Terzigno menyatakan penduduk mengeluhkan bau dan limbah beracun berasal dari TPA yang ada, menolak kompromi yang diusulkan Bertolaso. "Warga kami menginginkan jaminan lebih, kami tidak dapat memperoleh itu sehingga kita memutuskan untuk tidak mendandatangani persetujuan," kata Gennaro Langella, walikota Boscoreale. Pertemuan baru dijadwalkan Selasa, (26/10).
Di Terzigno, yang terletak di kaki Gunung Vesuvius merupakan pusat demo warga. Polisi mengatakan enam orang terluka dalam bentrokan dan dua demonstran ditahan. Sekitar 3.000 orang turun ke jalan-jalan Terzigno dan Boscoreale pada Ahad (24/10) untuk memprotes pembukaan TPA baru.