REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Antisipasi banjir lahar dingin yang akan menerpa Kota Yogyakarta terutama di bantaran Kali Code, Pemkot setempat bersama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (PNPB) menerjunkan tiga alat berat (backhoe) untuk mengeruk sedimentasi di Kali Code tersebut.
Pengerukan dilakukan di tiga titik yaitu di Tungkak, Bintaran dan Tukangan, Rabu (10/11). Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak, Bambang Hargono, di lokasi pengerukan mengatakan, mengatakan pengerukan tersebut sudah dilakukan sejak dua hari terakhir. Menurutnya, sedimentasi di Kali Code pasca letusan Merapi berlangsung begitu cepat. "Jika tidak dilakukan pengerukan maka air akan meluap ke pemukiman warga," terangnya.
Diakuinya, pengerukan akan terus dilakukan hingga sedimentasi akibat material vulkanik Merapi berkuraang signifikan. Dengan begitu ancaman banjir lahar Merapi hinga ke pemukiman pendudk di Yogyakarta bisa diminimalisir.
Sementara itu Camat Mergangsan, Nurhidayat, mengatakan, ada dua wilayahnya yang dilakukan pengerukan dengan alat berat tersebut yaitu Tungkak dan Bintaran. Menurutnya, pengerukan dengan alat berat tersebut cukup efektif karena pasir dan material vulkanik yang bisa diangkat ke permukaan dalam kapasitas besar. "Selama ini hanya dikeruk warga bersama-sama tetapi tidak signifikan karena dapat kiriman lagi," tandasnya.
Diakuinya, sedimentasi akibat material vulkanik yang terbawa arus sungai tersebut telah mencapai ketinggian satu meter dari dasar sungai sebelumnya. Karenanya jika tidak dilakukan upaya pengerukan cepat dikhawatirkan banjir lahar dingin bisa masuk ke pemukiman warga. Pasir bekas kerukan alat berat itupun kata dia, lau dimasukan ke dalam karung plastik yang kemudian dijadikan tanggul untuk peninggi talud di Kali Code.
Menurutnya di wilayah Mergangsan terdapat 14 RW atau 1.500 kepala keluarga yang hidup di bantaran kali Code. Pihaknya telah menyiapkan 14 titk evakuasi jika banjir lahar dingin menerpa pemukiman warga di bantaran kali tersebut.