REPUBLIKA.CO.ID,SEOUL—-Korea Selatan dan Amerika Serikat, akan memulai latihan perang besar-besaran pada Ahad (28/11). Latihan perang ini diputuskan menyusul tewasnya dua marinir Korsel akibat serangan bom Korea Utara (Korut), beberapa hari lalu.
Selain itu, latihan perang ini juga menjadi ajang serangan balasan, setelah Korea Selatan dibombardir Korea Utara. Latihan itu akan berjalan hingga Rabu dan sekitar 10 kapal perang telah dijalankan untuk pelatihan itu, sebagaimana dikutip dari Kantor Berita Korea Selatan, Yonhap.
Pihak Amerika Serikat bersikeras bahwa latihan militer bersama Korea Selatan di Laut Kuning tidak ditujukan untuk Cina, tetapi dimaksudkan untuk menghalangi agresi Korea Utara. "Sangat penting bagi kita untuk menyatakan secara terbuka bahwa latihan ini tidak diarahkan kepada Negara Cina, “ kata Kapten Angkatan Laut, Darryn James, seorang juru bicara Pentagon.
Latihan perang ini akan melibatkan sebuah kapal induk bertenaga nuklir milik Amerika Serikat, The supercarrier USS George Washington. Saat ini kapal nuklir sedang menuju ke Laut Kuning dari basisnya di Yokosuka, Jepang. Kapal tersebut dapat melakukan pelayaran sejauh 1.000 kilometer.
Selain itu, pesawat yang ada di USS George Washington terdiri dari F/A-18E/F Super hornet, F/A-18A/C Hornet, pesawat pengintai udara E-2C Hawkeye serta pesawat anti-kapal selam P3-C. Lebih dari 6.000 pelaut dan 75 kapal jet tempur, disiapkan untuk latihan perang bersama itu.
Korea Utara beranggapan Korea Selatan dan Amerika Serikat mengadakan latihan itu untuk membentuk penyerangan kepada pemerintah Pyongyang. "Situasi di Semenanjung Korea semakin dekat di ambang perang karena rencana nekat dari pihak-pihak yang suka bermain api, dan menjadikan Korut sebagai sasaran latihan perang,” seperti yang ditulis Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), Jumat (26/11).
Situs KNCA juga menyebutkan, latihan perang gabungan itu jelas menunjukkan bahwa AS sedang bertujuan untuk menahan sosialis Korea dengan cara paksa. Korea Utara menuntut latihan perang itu dibatalkan. Korea Utara mengancam akan melakukan pembalasan apabila latihan perang tetap diadakan.