REPUBLIKA.CO.ID,SEOUL—-Cina mengkritik rencana latihan perang gabungan Amerika Serikat dan Korea Selatan yang akan diadakan Ahad (28/11) siang . Latihan perang akan diadakan di Laut Kuning lepas pantai barat Semenanjung Korea. Latihan perang akan berlangsung hingga 1 Desember.

"Kami menentang pihak manapun untuk mengambil tindakan militer di zona ekonomi eksklusif kita tanpa izin," kata juru bicara Departemen Luar Negeri, Hong Lei, seperti yang dilaporkan Kantor Berita Cina, Xinhua News Agency.

Hong Lei mengatakan bahwa hukum laut internasional mengatakan bahwa zona ekonomi eksklusif membentang 200 mil laut dari pantai.Amerika Serikat mengirimkan kapal induk USS George Washington untuk bergabung dengan pasukan Korea Selatan. Kapal tersebut dapat melakukan pelayaran sejauh 1.000 kilometer.

Beberapa pengamat di Cina yang juga mengkritik latihan perang yang direncanakan oleh AS dan Korea Selatan. "Amerika Serikat dan Korea Selatan tidak harus mengambil tindakan militer pada waktu yang sensitif dan tempat," kata Mayor Jenderal Luo Yuan, seorang peneliti pada Akademi Ilmu Militer Tentara Pembebasan Rakyat Cina, seperti dikutip oleh Xinhua.

Lo Yuan mengibaratkan latihan perang ini layaknya berencana menuangkan minyak ke api. Cina, sebagai mitra dagang terbesar Korea Utara, juga menyerukan pengurangan ketegangan. "Ketika situasi Semenanjung Korea sangat rumit dan sensitif, semua pihak harus tetap tenang dan latihan menahan diri," kata Hong Lei.

Menteri Luar Negeri China, Yang Jiechi, bertemu Duta Besar Korea Utara untuk Cina, Chi Jae Ryong, dan berbicara dengan Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, dan Menteri Luar Negeri Korea Selatan Kim Sung-hwan, pada Jumat (26/11) lalu. "Mereka bertukar pandangan mengenai isu-isu termasuk situasi Semenanjung Korea," menurut pernyataan yang dirilis Jumat malam oleh Kementerian Luar Negeri Cina.

Ikuti Whatsapp Channel Republika