REPUBLIKA.CO.ID,ABIDJAN--Pantai Gading telah menggelar pemilu yang dimulai Ahad (28/11) sekitar pukul tujuh waktu setempat dan dijadwalkan berakhir pukul lima sore.
Jutaan warga negara di Afrika Barat itu telah memberikan hak suaranya kepada Presiden Laurent Gbagdo dan saingannya yang selama ini dituding sebagai tokoh pemberontak yang bertujuan menggulingkan kekuasaannya, Alasane Quattara.
Meski banyak pihak berharap pemilu berjalan lancar, namun aksi kekerasan terjadi di beberapa lokasi yang dikhawatirkan dapat mempengaruhi hasil akhir pemilu tersebut. Pemilu putaran pertama sebelumnya telah digelar Oktober lalu yang menjadi pemilu pertama yang dilakukan dalam satu dekade terakhir.
''Keduanya meraih suara yang besar dan tidak ada jaminan yang kalah akan menerima hasil dengan lapang dada,'' kata Dominique Assale Aka, wakil pimpinan warga sipil Pantai Gading dalam wawancara dengan Bloomberg.
Selama ini Gbagdo telah memberlakukan jam malam di negara itu hingga 2 Desember sebagai upaya membungkam terjadinya aksi kekerasan. Hal itu terpaksa dilakukan setelah enam orang ditemukan tewas menjelang pemilu. Namun, kalangan oposisi menolak kebijakan itu karena akan membuka peluang terjadinya kecurangan dalam pemilu.
Gbagdo yang telah berkuasa selama 10 tahun berhasil meraih 38 persen suara di putaran pertama pada pemilu 31 Oktober lalu setelah meraih kemenangan di 10 dari 13 negara bagian di wilayah selatan. Quattara berhasil meraih 32 persen suara setelah meraih suara dominan di lima dari enam negara bagian di selatan. kandidat ketiga, Henri Konan Bedie, meraih 25 persen suara.