REPUBLIKA.CO.ID,LAMONGAN--Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Malik Fadjar, mengemukakan low trust (rendahnya kepercayaan) dan pandangan serba negatif kini melanda bangsa Indonesia.
"Low trust mengakibatkan bangsa ini sulit diajak untuk produktif sehingga diperlukan sifat husnudzon (berpikir positif), agar bisa melahirkan produktifitas dan kreatifitas," katanya saat mewisuda lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Muhammadiyah Lamongan, Ahad (28/11).
Mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu memberi solusi agar bangsa ini produktif yakni memajukan pendidikan seperti yang telah dilakukan Muhammadiyah sebelum kemerdekaan. "Itu sudah dilakukan Muhammadiyah jauh sebelum Indonesia merdeka dengan memproklamirkan pendidikan dan kesehatan sebagai pilar demokrasi," tandasnya.
Contoh kemerosotan pendidikan di Indonesia adalah pada tahun 70-an, Malaysia meminjam guru dari Indonesia, tapi kini terbalik, warga Indonesia banyak yang belajar ke Malaysia yang sekarang lebih maju. "Itu karena Malaysia memilih pendidikan sebagai pilar pembangunan. Jepang pascahancur seusai perang dunia kedua, pertama kali menyelamatkan guru dan anak-anak setelah di bom nuklir oleh sekutu," katanya.
Ia mengatakan KH Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) saat awal mendirikan Muhammadiyah langsung mendirikan sekolah di suraunya untuk mengembalikan harkat dan martabat manusia Indonesia.