REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG--Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo, mengharapkan, perekonomian masyarakat di sekitar lereng Gunung Merapi segera pulih pascapenurunan status aktivitas vulkanik gunung berapi itu dari "awas" menjadi "siaga".
"Saya bersyukur, mudah-mudahan kondisinya begitu adanya sehingga masyarakat dapat kembali bekerja," kata gubernur usai membuka Musyawarah Komite Nasional Pemuda Indonesia tingkat Jawa Tengah, di Semarang, Jumat (3/12). Menurut dia, dengan penurunan status itu proses identifikasi terhadap berbagai kerusakan dan kerugian akibat bencana itu dapat lebih cepat dituntaskan.
"Proses rehabilitasi sarana dan prasarana, khususnya layanan publik dapat segara dilakukan," katanya. Selain itu, katanya, percepatan proses identifikasi juga akan dijadikan dasar untuk menentukan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi.
"Apakah akan ditentukan prioritas atau proses rehabilitasi dilakukan secara simultan," katanya. Ia mengatakan, proses tersebut juga berkaitan dengan sinkronisasi penganggaran yang mungkin dibutuhkan, misalnya anggaran untuk jaminan hidup masyarakat dan pembangunan rumah sementara.
Pendirian rumah sementara, kata dia, Jawa Tengah menargetkan pembangunan tempat tinggal untuk 333 keluarga di tiga kabupaten. Menurut dia, warga di kawasan rawan bencana juga akan memperoleh dana jaminan hidup sebesar Rp5.000 per orang per hari, selama enam bulan.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Jumat, pukul 09.00 WIB menurunkan status Gunung Merapi dari level tertinggi "awas" menjadi "siaga". Berdasarkan pengamatan instrumental dan visual, aktivitas gunung itu menunjukkan kecenderungan menurun sehingga status diturunkan menjadi "siaga", kata Kepala Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi, Surono.