Kamis 09 Dec 2010 09:10 WIB

Bappenas: Pencapaian Target MDGS Perlu Kerja Keras

Kepala Bappenas Armida Alisjahbana
Kepala Bappenas Armida Alisjahbana

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas, Armida S Alisjahbana mengungkapkan bahwa meski Indonesia sudah memberikan komitmen pada pencapaian MDGs sejak 2000, namun pencapaian tiga sasaran masih memerlukan upaya dan kerja keras.

"Indonesia telah berhasil mencapai beberapa kemajuan dalam beberapa sasaran MDGs," kata Armida dalam sosialisasi dan fasilitasi penyusunan rencana aksi daerah percepatan pencapaian target millennium development goals (MDGs) di Jakarta, Rabu (8/12).

Ia menyebutkan, tiga sasaran MDGs yang masih memerlukan kerja keras adalah penurunan angka kematian ibu melahirkan, penurunan jumlah kasus HIV dan AIDS, dan peningkatan rasio luas tutupan lahan. Target MDGs mencakup delapan sasaran yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk semua, mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, menurunkan kematian anak.

Selain itu, meningkatkan kesehatan ibu, mengendalikan HIV dan AIDS termasuk malaria dan penyakit menular lainnya (TB), menjamin kelestarian lingkungan hidup, dan mengembangkan kemitraan pembangunan di tingkat global. "Semua sasaran itu ditargetkan tercapai pada 2015, tahun depan (2011) ada rencana aksi daerah dalam percepatan pencapaian target MDGs. Masih ada empat tahun, mudah-mudahan terkejar," katanya.

Data BPS mengungkapkan bahwa angka kematian ibu melahirkan pada 1991 mencapai 390 per 100.000 kelahiran hidup. Pada 2007 menjadi 228. Pada 2015 ditargetkan turun menjadi haya 102 per 100.000 kelahiran hidup. Sementara itu jumlah kumulatif kasus AIDS yang dilaporkan Kemkes pada 2008 mencapai 16.110 kasus dan pada 2009 mencapai 19.973 kasus.

Diprediksi akan terjadi peningkatan prevalensi HIV pada populasi usia 15-49 tahun dari 0,21 persen pada 2008 menjadi 0,4 persen pada 2014. Rehabilitasi dua juta ha hutan pada 2003 dan 2007 telah meningkatkan tutupan lahan, namun untuk mengejar baseline 1990 dibutuhkan upaya reboisasi, penghijauan dan pencegahan pembalakan yang lebih intensif.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement