REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ketua DPP Partai Demokrat Priyo Budi Santoso mengatakan, partainya akan mengajak dan mempelopori semua pihak untuk melakukan politik bersih meskipun Golkar dijadikan "sasaran tembak" pihak lain. "Ke depan, Golkar akan mengajak berpolitik dan mempelopori untuk melakukan politik sehat," katanya di Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat.
Ia mengakui, selama 2010, serangan terhadap Golkar sangat luar biasa, bahkan terkesan menyerang pribadi Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie atau Ical. "Kami akui serangan kepada Golkar tahun 2010 tidak cukup 'fair' pada titik tertentu, karena menyerang pribadi Ketua Umum kami terpanggil untuk itu karena Ical sekarang jadi Ketum Golkar. Kalau dulu hanya Menko Kesra. Apa karena Ketum kami berhak untuk diperlakukan semena-mena, sementara Golkar tidak pernah nyerang siapapun," kata Priyo.
Karena terus diserang, lanjut dia, tidak tertutup kemungkinan suatu saat Golkar akan melakukan serangan balik. Tapi untuk saat ini, Golkar tetap mengedepankan politik santun dan tidak menggunakan politik sandera.
"Ical mendapat serangan yang lama-lama kami nilai kurang wajar, tidak wajar, kan gak enak. Kami kalau tersudut membalas. Kalau memang begitu, ya sudah, kami akan membalas, kalau perlu bumi hangus tapi kami gak mau melakukan bumi hangus. Kami tetap kedepankan politik sehat dan santun," kata Wakil Ketua DPR itu.
Bila kritikan adalah suatu hal yang wajar dan itu merupakan bagian dari demokrasi, akan diterima. Namun bila sudah berlebihan, Golkar akan mengembangkan sayapnya untuk membalas serang tersebut, tutur Priyo. "Kalau sudah keterlaluan, kepak sayap Golkar pasti akan dikembang. Sekarang biasa saja," katanya.
Sementara itu, terkait situasi politik 2010, Priyo mengaku, tensi perpolitikan meningkat karena ada beberapa peristiwa seperti kasus Bank Century, pembentukan Sekretariat Gabungan, kasus Gayus Tambunan.
"Tahun 2010 itu banyak peristiwa politik yang dahsyat, mengenai Bank Century, masalah Setgab, Gayus Tambunan yang menapak ke politik yang beberapa persoalan ada murni peristiwa hukum atau ekonomi lalu didompleng oleh masalah-masalah poltik. Ada kecenderungan orang mempolitisir banyak hal dengan beberapa hal sehingga tahun 2010 banyak hiruk-pikuk politik yang tinggi dan gaduh, padahal tahun pertama pemerintah Yudhoyono tapi tensinya tinggi, naik," kata Priyo.
Ia berharap, perdebatan dan isu politik nasional pada tahun mendatang harus memberikan kontribusi positif bagi bangsa ini. "Tahun 2010, saya lihat me"nothing"kan pihak lain, ingin menghajar. Kalau ini terjadi di 2011, masalah krusial bangsa ini tidak selesai, kecenderungan untuk menjatuhkan pihak lain daripada pikiran-pikiran yang ingin selamatkan demokrasi. Tahun 2011, kita harapkan nuansa nilai-nilai politisasi yang tinggi kita kedepankan politik kontribusi," ujarnya.