Selasa 21 Dec 2010 21:23 WIB

Kok Bisa, Jadi Mahasiswa Harvard dengan Modal Bohong

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Cukup dengan membual, seorang pria 24 tahun bisa diterima di universitas terkemuka Harvard di Amerika Serikat lalu mendapat berbagai beasiswa dan penghargaan. Rencana yang dia jalankan berlangsung mulus. Masalahnya, Adam Wheeler tidak pernah bisa mengendalikan nafsu tipu-tipu. Dia terus mengirim aplikasi untuk meraup dana dari beasiswa dan dana penelitian.

Akhirnya, semua kebohongan Wheeler terungkap gara-gara dia menulis portofolio yang terlalu hebat hingga mengundang kecurigaan tim penyeleksi beasiswa bergengsi Rhodes dan Fullbright. Saat kebohongannya terungkap baru-baru ini, Wheeler sudah meraup lebih dari 40 ribu dolar (sekitar Rp 352 juta) dalam bentuk hibah dan berbagai penghargaan.

Setelah kasusnya terbongkar dan dia diseret ke pengadilan, Wheeler dijatuhi 10 tahun masa percobaan dan harus membayar 45.806 dolar ke Harvard. Dia mengaku bersalah atas 20 dakwaan antara lain penipuan dan pencurian, identitas  palsu dan gelar akademik palsu.

"Aku malu dan menanggung aib dari kelakuanku," katanya di pengadilan Massachusetts, dengan suara yang begitu tenang, nyaris menyerupai bisikan. "Sebisa mungkin, saya ingin menjadikan ini masa lalu dan saya melangkah maju," ujarnya lagi.

Belang Wheeler sudah dimulai pada 2007 ketika ia dikeluarkan dari Bowdoin College di Maine karena  plagiarisme. Alih-alih insaf, dia membangun  satu persona baru yang penuh kepalsuan. Aplikasinya ke Harvard berhasil karena dalam lamarannya dia menulis telah lulus dari Akademi Phillips yang elit di Andover, Massachusetts - padahal SMA-nya sekolah negeri di Delaware. Dia juga mengaku punya i rekor sempurna pada kemampuan akademik di MIT.

Setelah diterima di Harvard, dia makin tergila-gila dengan bualannya. Wheeler membuat resume yang membanggakan yaitu menulis dua buku dan menjadi anggota penulis di empat buku lainnya termasuk memberi ceramah dalam studi tentang Armenia, padahal semua itu omong kosong.

Ia memenangi penghargaan Hoopes sebesar 4 ribu dolar, penghargaan Sargent  2ribu dolar dan hibah penelitian Rockefeller 8 ribu dolar, cukup dengan modal plagiarisme. Aplikasi yang dia kirim untuk beasiswa Rhodes dan Fulbright  diperiksa oleh seorang profesor bahasa Inggris Harvard yang melihat ada tumpang tindih antara aplikasi Wheeler dengan karya seorang rekan profesor itu.

Wheeler kemudian  diselidiki dan sebelum dikeluarkan dia lebih dulu mengundurkan diri dari Harvard. Dia kapok? sama sekali tidak. Wheeler  mengajukan transfer ke  empat universitas lain dan sempat diterima oleh dua di antaranya hingga  kasusnya tercium dan dia batal diterima.

 

Hukuman masa percobaan untuk Wheeler juga mencakup larangan dia masuk ke Harvard serta meraup keuntungan dari petualagannya yang penuh kebohongan. Dia juga wajib  menjalani terapi. Pria itu kini kerja paruh waktu di bagian amal di Massachusetts dengan upah minimum. Koran terbitan Inggris Guardian berandai-andai, jika saja Wheeler dapat mengekang nafsunya, dia sekarang telah lulus dari Harvard dan masa depannya cerah.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement