REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sepanjang tahun 2010, tercatat sebanyak 25 perusahaan menerbitkan obligasi atau surat utang. Total nilai obligasi ke-25 perusahaan tersebut mencapai Rp 35,897 triliun atau naik 31,9 persen dibandingkan penerbitan obligasi tahun lalu, yang sebesar Rp 27,215 triliun.
Berdasarkan data yang dirilis Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) serta Bursa Efek Indonesia (BEI), sebanyak 25 emiten menerbitkan obligasi. Obligasi milik PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Lembaga Pembiayaan Ekspor (LPEI), yang masing-masing sebesar Rp 3 triliun, tercatat sebagai obligasi terbesar di 2010.
Sejalan dengan Telkom dan LPEI, PT Bank Danamon Tbk (BDMN) juga tidak ketinggalan menerbitkan surat utang di tahun ini. Adapun obligasi II Bank Danamon Tahun 2010 senilai Rp 2,8 triliun itu dibagi menjadi dua seri. Masing-masing adalah seri A dengan jangka waktu tiga tahun dan seri B yang bertenor lima tahun.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) listrik, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), juga menawarkan umum obligasi PLN XII tahun 2010 sebesar Rp 2,5 triliun. Obligasi PLN tersebut terdiri dari seri A dengan jangka waktu lima tahun dan seri B dengan jangka waktu duabelas tahun. Bunga obligasi dibayarkan setiap triwulan sesuai tanggal pembayaran masing-masing bunga obligasi dengan tanggal jatuh tempo pada 8 Juli 2015 untuk seri A dan 8 Juli 2022 untuk obligasi seri B.
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) juga menerbitkan obligasi XIV Tahun 2010 sebesar Rp 1,650 triliun. Adapun kode obligasi ini BBTN XIV dengan tingkat bunga 10,25 persen per tahun uang diterbitkan pada 11 Juni 2010. Pembayaran kupon ini dibayarkan setiap triwulan.
Belum lama ini, PT Danareksa (Persero) menerbitkan obligasi untuk kebutuhan pendanaan kembali atau refinancing utang yang jatuh tempo pada tahun 2011. Emisi Obligasi V Danareksa tahun 2010 ini diterbitkan dengan tingkat bunga tetap sebesar Rp 500 miliar yang akan dikeluarkan dalam dua seri, seri A dan seri B.
Menurut Vice President Research Analysis Valbury Asia, Nico J Omer Jonckheere, adanya peningkatan penerbitan obligasi di tahun 2010 ini tidak terlepas dari membaiknya kondisi pasar modal di dalam negeri. Selain itu, ia mengutarakan alasan sejumlah perusahaan tersebut menerbitkan surat utang karena untuk memperoleh dana. Termasuk juga guna mengingkatkan likuiditas saham yang beredar.
Senada dengan Nico, Analis Reliance Securities, Gina Novrina, mengatakan alasan sejumlah perusahaan menerbitkan surat utang di tahun ini salah satunya memang untuk struktur permodalan perusahaan. ”Banyak perusahaan yang membutuhkan dana tambahan di tahun ini untuk menghadapi tahun depan,” kata Gina.
Menurutnya, dana tambahan tersebut sebagian besar diperlukan untuk keperluan ekspansi usaha sejumlah perusahaan tersebut. Tidak terkecuali untuk keperluan mereka membayar utang. Mengingat pasar modal dalam negeri sedang moncer, Gina mengungkapkan tahun ini adalah momen yang tepat untuk menerbitkan surat utang alias obligasi.
Penerbitan obligasi di 2010 nilainya lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang hanya sebesar Rp 27,215 triliun. Terjadi peningkatan penerbitan obligasi sebesar 31,9 persen dibandingkan tahun lalu. Untuk tahun depan, Nico memperkirakan masih banyak perusahaan yang akan menerbitkan surat utang.
Perusahaan penerbit emisi obligasi tahun 2010:
1. PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) Rp 200 miliar.
2. PT Astra Sedaya Finance (ASF) Rp 1,5 triliun.
3. PT BCA Finance Rp 500 miliar dan Obligasi Subordinasi Rp 100 miliar.
4. PT BPD Sulawesi Utara Rp 450 miliar dan Obligasi Subordinasi Rp 50 miliar
5. PT Federal International Finance (FIF) Rp 1,5 triliun.
6. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) Rp 1,3 triliun.
7. PT Titan Petrokimia Nusantara Tbk (FPNI) Rp 100 miliar dan Sukuk Ijarah Rp 200 miliar.
8. PT Oto Multiartha Rp 1,3 triliun.
9. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) Rp 1,65 triliun.
10. PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) Rp 1 triliun.
11. PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) Rp 3 triliun.
12. PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) Rp 1,38 triliun.
13. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero Rp 2,5 triliun dan Sukuk Ijarah Rp 500 miliar.
14. PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) Rp 727 miliar.
15. Lembaga Pembiayaan Ekspor (LPEI) Indonesia Rp 3 triliun.
16. PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) Rp 240 miliar.
17. PT Jasa Marga Tbk (JSMR) Rp 1 triliun dan Obligasi tanpa bunga Rp 500 miliar.
18. PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) Rp 2 triliun.
19. PT Summit Oto Finance Rp 1,5 triliun.
20. PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) Rp 540 miliar dan Obligasi Subordinasi Rp 2,46 triliun.
21. PT BW Plantation Tbk (BWPT) Rp 700 miliar.
22. PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) Rp 2,8 triliun.
23. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) Rp 1,1 triliun.
24. PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) Obligasi Subordinasi Rp 1,6 triliun.
25. PT Danareksa (Persero) Rp 500 miliar.