Selasa 28 Dec 2010 21:23 WIB

Akbar Tanjung Minta SBY Proaktif di Setgab

Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tanjung
Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tanjung

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, Akbar Tandjung, mengatakan Ketua Sekretariat Gabungan (Setgab) Partai Politik Pendukung Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono harus mampu menyelaraskan perbedaan pendapat dengan anggota setgab yang lain.

"Seorang "dirigen" (Ketua Setgab-red) harus mampu menyelaraskan lagu yang berbeda-beda (pendapat partai yang berbeda-beda-red). Seorang "dirigen" juga harus proaktif dan jangan hanya membiarkan begitu saja," kata Akbar, usai menghadiri acara Pelantikan PB HMI periode 2010-2012, di Tugu Proklamasi Jakarta, Senin malam.

Ia menilai, perbedaan pendapat dengan anggota setgab lainnya merupakan hal wajar karena tidak mungkin selalu menyamakan pendapat partai-partai yang lain.

"Golkar berkoalisi dengan partai-partai lain untuk mendukung Presiden SBY. Tetapi, bisa saja dalam perjalanannya ada perbedaan-perbedaan antara partai-partai itu mengenai berbagai isu," katanya.

Akbar mencontohkan soal "Parliamentary Threshold" (ambang batas perolehan kursi di parlemen), Golkar ingin Parliamentary Threshold (PT) naik menjadi lima persen, Demokrat empat persen dan anggota setgab yang lain ada yang mengusulkan tiga persen. Begitu pun dengan kasus Bank Century, Golkar selalu berbeda pendapat dengan anggota setgab yang lain.

Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal PPP M Romahurmuziy menilai dominasi Partai Golkar dan Partai Demokrat di dalam Sekretariat Gabungan Partai Pendukung Pemerintah sering kali mengganggu kinerja koalisi.

"Perbedaan antara Partai Golkar dan Partai Demokrat membuat setgab terombang-ambing karena tidak satu suara, dan membuat partai-partai lainnya terjepit," katanya seusai diskusi di Kantor Charta Politika, Jakarta, Senin.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement