REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTYA--Ide tentang poros tengah mendapat tanggapan keras dari, Sekertaris Fraksi Demokrat DPR, Saan Mustopa. Menurut Saan, ide pembentukan poros tengah berpotensi memecah belah koalisi. Menurutnya, apabila benar ide pembentukan poros tengah datang dari salah satu parpol, maka sehendaknya parpol tersebut menarik diri dari koalisi.
"Kalau Masih ingin bergabung dengan setgab maka harus konsisten dengan komitmen awal berdirinya koalisi—dengan tidak membentuk poros baru," katanya, Senin (28/12). Dia menambahkan, pembentukan poros baru akan membuat setgab menjadi terkotak-kotak dan mengancam kebersamaan yang selama ini terbina.
Ide merapatkan barisan antar-partai tengah juga dipandang wajar oleh ketua DPP PKB, Abdul Kadir Karding. Menurutnya, tidak menjadi masalah bila komunikasi antara partai menengah di setgab dipererat, asalkan dalam konteks memperkuat koalisi.
Dia mengakatan, pemerkuatan hubungan juga perlu dilakukan antara partai menengah dan besar. "Itu sah-sah saja. Idealnya seluruh komponen harus membangun komunikasi yang baik dengan frame yang sama pula. Semuanya harus dilakukan secara elegan," katanya.
Menurut Karding, yang diperlukan saat ini adalah aturan yang jelas tentang mekanisme koalisi. Ini diperlukan agar tercipta kondisi perpolitikan yang ideal–di mana hubungan antara parpol dalam koalisi menjadi lebih jelas. "UU itulah yang diperlukan. Ini agar koalisi yang dibangun dengan kesepakatan bersama tidak secara tiba-tiba runtuh," katanya menandaskan.
Sebelumnya, Mahfudz Siddik mengatakan jika setgab terlalu terkotak pada kepentingan Golkar dan Demokreat. Pandangan senada juga meluncur dari Wakil Sekjen DPP PPP M Romahurmuzy. Pandangan ini kemudian berkembang ke arah pembentukan poros baru.