REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Sejarawan Yahudi menolak permintaan maaf Henry Kissinger atas rekaman tahun 1973 dimana dia berkata bahwa mengirimkan orang Yahudi ke kamar gas Soviet "bukanlah concern Amerika."
Komentar 37 tahun oleh mantan menteri luar negeri itu diungkapkan setelah percakapan Kissinger dan Presiden Richard Nixon dengan Perdana Menteri Israel Golda Meir. Dalam pertemuan tersebut, Meir meminta AS untuk menekan Uni Soviet untuk melepaskan orang Yahudi tersebut. Nixon dan Kissinger menolak.
"Emigrasi orang Yahudi dari Uni Soviet bukanlah tujuan kebijakan luar negeri Amerika," demikian bunyi rekaman yang merujuk pada suara Kissinger. "Dan jika mereka menempatkan orang-orang Yahudi ke dalam kamar gas di Uni Soviet sekalipun, itu bukan bagian dari concern Amerika. Mungkin kepedulian kemanusiaan."
Dalam sebuah tulisan opini yang dimuat pada edisi Minggu di The Washington Post, Kissinger mengatakan bahwa disayangkan bahwa kata-katanya diambil di luar konteks. "Percakapan itu muncul bukan sebagai pernyataan kebijakan oleh saya tapi respons permintaan presiden," kata Kissinger, menjelaskan bahwa Nixon ingin dua senator untuk menarik amandemen untuk perdagangan terkait negosiasi terkait emigrasi Yahudi. Perubahan, yang dikenal sebagai amandemen Jackson-Vanik, diundangkan pula, yang menyingkap ada "apa-apa" antara Nixon dengan Uni Soviet.
Dalam permintaan maafnya, Kissinger berpendapat bahwa itu adalah kebijakan Nixon bahwa orang Yahudi akhirnya mampu keluar dari Uni Soviet.
"Emigrasi Yahudi dari Uni Soviet pernah diajukan sebagai posisi Amerika formal, bukan karena ketidakpekaan moral. Pada tahun 1969, kami mengajukan ini sebagai masalah kemanusiaan karena kami menilai bahwa konfrontasi kebijakan luar negeri akan menyebabkan penolakan dan peningkatan ketegangan dengan Soviet," tulisnya.
Tapi sejarawan Yahudi mengklaim upaya untuk mengubah citra Kissinger tidak hanya tidak akurat, itu merusak profilnya.
"Henry Kissinger bisa minta maaf tapi dia tidak bisa menghapus kengerian sejarah atas komentarnya. Dia bisa menjelaskan itu, tapi ia tidak bisa menghapus apa yang telah dituliskan sejarah," kata Edwin Black, penulis buku The Farhud, sebuah buku tentang rincian sejarah kekerasan Arab terhadap Yahudi dan kolaborasi Arab-Nazi.
Kissinger, yang kerabat juga tewas dalam Holocaust, kini telah mendefinisikan dirinya sebagai "tipikal orang Yahudi asimilatif " yang tidak pernah bisa membantu orang karena ia bersembunyi di balik sikap tidak bermoral. "Apa yang gagal dipahami adalah bahwa Anda tidak dapat menjauhkan diri dari warisan Anda karena jarak yang tidak akan ditentukan oleh anda tetapi oleh orang lain," kata Black.