REPUBLIKA.CO.ID,BRASILIA--Presiden Palestina Mahmud Abbas Jumat meletakkan batu pertama dari (bangunan) yang akan menjadi kedutaan besar Palestina di Brasil, negara sangat penting Amerika Latin yang telah mengakui kedaulatan negara Palestina. Aksi simbolis itu menekankan gerakan umum di Amerika Selatan untuk mengakui Palestina sebagai sebuah negara, meskipun ada kritikan cepat dari Israel dan anggota-anggota parlemen Amerika Serikat.
Argentina, Bolivia dan Ekuador mengikuti keputusan Brasil itu, yang dibuat pada awal Desember, untuk mengakui secara resmi negara Palestina berdasarkan pada perbatasan yang ada sebelum Perang Enam Hari 1967 ketika Israel merebut Tepi Barat, termasuk Jerusalem, dan Jalur Gaza.
Uruguai mengatakan negara itu akan melakukan demikian juga pada awal 2011. Negara Amerika Latin lainnya, termasuk Kuba, Nikaragua, Kosta Rika dan Venezuela, telah mengakui negara Palestina beberapa tahun lalu.
Abbas melakukan upacara itu di ibukota Brasil, Brasilia, di bawah hujan rintik-rintik, meletakkan batu di tanah yang disumbangkan oleh pemerintah Brazil di distrik yang sama seperti misi-misi diplomatik lainnya. Sejumlah burung merpati dilepas pada acara itu untuk mencerminkan perdamaian, meskipun satu dari burung-burung itu memancing ketawa ketika burung itu bertengger di kepala Abbas.
Setelah upacara itu, Abbas menemui Presiden Luiz Inacio Lula da Silva yang akan mengakhiri masa tugas, untuk menyampaikan terima kasih padanya karena pengakuan negara Palestina itu.
Pada Sabtu, pemimpin Palestina iuu akan menghadiri pelantikan pengganti Lula yang terpilih, Dilma Rousseff.
Langkah oleh sebagian besar Amerika Selatan untuk mengakui negara Palestina telah membuat marah Israel dan Amerika Serikat, yang mengatakan negara Palestina hanya dapat dicapai melalui perjanjian perdamaian yang dirundingkan. Palestina sampai pada permintaan pengakuan bilateral atas negara mereka setelah pembicaraan perdamaian dengan Israel mencapai jalan buntu.
Abbas menolak kembali ke pembicaraan sementara Israel membangun permukiman di tanah yang Palestina inginkan untuk negara pada masa depan, tapi PM Israel Benjamin Netanyahu menolak untuk melakukan pembekuan pembangunan permukiman baru.
AS telah mengusulkan pada kedua belah pihak untuk memulai lagi pembicaraan tidak langsung.
Palestina menolak dan mengatakan mereka malahan akan berpaling ke opsi lainnya, termasuk pengakuan bilateral negara dan pergi ke PBB untuk mencari pengakuan. Brasil memiliki masyarakat imigran Palestina sedikitnya 50.000 orang, menurut beberapa pejabat.