Senin 10 Jan 2011 02:22 WIB

Duh, Di Pedalaman Barito Cabai Tembus Rp100 Ribu

Cabai merah dan rawit di pasaran
Foto: Koran Jakarta
Cabai merah dan rawit di pasaran

REPUBLIKA.CO.ID, PURUK CAHU--Harga cabai rawit di Puruk Cahu Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah melonjak naik dalam sepekan terakhir mencapai Rp100.000 per kilogram sebelumnya hanya berkisar Rp20.000 hingga Rp30 ribu/kg. "Melambungnya harga cabai ini membuat pedagang makanan mengeluh, karena komoditi itu sangat dibutuhkan sebagai pelengkap hidangan," kata seorang pedagang makanan, Fauzi di Puruk Cahu Kabupaten Murung Raya, Minggu.

Menurut Fauzi, cabai tersebut sebelumnya sempat mengalami kekosongan di pasaran. Namun setelah ada, harganya melambung sehingga mengejutkan masyarakat di kabupaten paling pedalaman Sungai Barito itu.

Kenaikan harga cabai ini, kata dia, membuat penghasilannya jauh menurun dibandingkan sebelumnya, karena pedagang makanan dan warung nasi harus mengeluarkan modal lebih besar namun keuntangannya tetap seperti biasanya. "Kami enggan menaikan harga, karena takut pelanggan lari ke warung lainnya, oleh sebab itu kami terpaksa menghemat dan memperkecil produksi makanan yang akan dijual sambil menunggu harga kebutuhan stabil," katanya.

Sementara Inah salah seroang pedagang sayur termasuk cabai mengatakan dirinya menaikan cabe lantaran cabe yang didapat dari luar daerah dan harganya sudah mahal, sehingga pedagang menjual dengan harga relatif tinggi.

"Kami kebanyakan memasok cabai dari luar daerah, karena di daerah ini petani cabe masih sedikit sehingga produksi cabai terbatas dan masih tergantung dari luar daerah," katanya.

Kebutuhan sayur mayur dan ikan di kabupaten paling utara Kalteng ini selain didatangkan dari daerah terdekat seperti Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara juga dari sejumlah kabupaten di Kalimantan Selatan.

sumber : Ant
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement