REPUBLIKA.CO.ID, Pascainsiden berdarah yang menewaskan Gabrielle Giffords, seorang anggota Kongres Amerika Serikat dari kubu Republik, Presiden Amerika Serikat, Barack Obama menginstruksikan polisi federal (FBI) untuk memulai penyidikan kasus tersebut. Menurut laporan media Amerika, Obama memerintahkan Kepala FBI Robert Mueller bertolak ke negara bagian Arizona untuk melakukan penyidikan lebih intensif terkait kasus penembakan Giffords.
Obama menyebut peristiwa ini sebagai tragedi yang tak dapat dilukiskan. Ia juga mengatakan, hingga saat ini kami tidak memiliki jawaban terkait insiden seperti ini.
Gabrielle Giffords, seorang anggota Kongres Amerika Serikat dari kubu Republik, ditembak di kepala oleh seorang pemuda saat mengikuti sidang di kota Tuscon, Arizona, Sabtu pagi (8/1) waktu setempat. Kondisi Giffords dilaporkan sangat kritis dan sedikitnya tujuh orang dari 19 warga yang juga menjadi korban dinyatakan tewas.
Giffords untuk pertama kalinya terpilih menjadi anggota Kongres pada tahun 2006 dan ia berencana mencalonkan diri kembali di pemilu tahun 2012. Aktivis HAM menyebut sikap tidak peduli pemerintah Amerika terhadap ratusan kasus pembunuhan di sekolah, pusat perbelanjaan, restoran dan pembantaian massal keluarga sebagai dalih dukungan luas elit Gedung Putih terhadap perdagangan senjata oleh perusahaan pembuat senjata dan kelompok kriminal.
Karena warga sipil khususnya wanita, anak-anak dan lanjut usia adalah korban dari transaksi bebas jual beli senjata. Menurut para pengamat, kebebasan membawa senjata telah menjadikan Amerika sebagai negara yang kerap terjadi pembunuhan tanpa sebab atau balas dendam pribadi.