REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN-- Ketua Dewan Pimpinan Daerah Gerakan Nasional Anti Narkotika (GRANAT) Sumatera Utara, H Hamdani Harahap, mengatakan, pelabuhan Teluk Nibung, Tanjung Balai dewasa ini sering dijadikan sebagai sasaran penyeludupan narkoba oleh sindikat narkotika internasional.
"Pelabuhan itu selama ini juga dikenal sebagai tempat tujuan dan persinggahan para penumpang yang berasal dari Pelabuhan Portkelang, Malaysia," katanya di Medan, Rabu.
Pelabuhan kecil yang berada di wilayah Pantai Sumetera Utara itu, menurut dia,perlu mendapat pengawasan yang ekstra ketat dari petugas Kepolisian maupun Bea Cukai, karena selama ini para penumpang dari Malaysia banyak yang tertangkap membawa narkoba berupa sabu-sabu dan narkotika lainnya.
Seperti peristiwa yang terjadi Sabtu (8/1), Tim Penindakan Dan Pengawasan Bea Cukai Teluk Nibung mengamankan salah seorang penumpang MJ alias MR warga Aceh yang kedapatan membawa 232 grama sabu-sabu senilai Rp300 juta
dari Malaysia.
Warga Aceh yang ketangkap membawa "barang haram" yang dilarang oleh pemerintah itu merupakan penumpang dari Malaysia dengan menggunakan KM MV Alantik Jet dari Pelabuhan Portkelang.
Hamdani mengatakan, penumpang yang bermasalah itu, cukup pandai dalam menyembunyikan sabu-sabu, yakni dengan menyimpan dalam sol sandal yang dipakai MJ.
Namun akhirnya, barang sabu-sabu itu dapat terpantau melalui sinar X-ray yang terpasang di Pelabuhan Teluk Nibung, sehingga MJ diamankan petugas Bea Cukai beserta barang bukti sabu-sabu tersebut.