REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Bupati Sleman, Sri Purnomo, mengatakan ia tak bisa memenuhi permintaan warga korban Merapi yang menginginkan agar penggantian sapi mati bisa dilakukan dalam bentuk uang. Warga meminta sapi mati tidak diganti dengan sapi hidup.
''Saya terikat aturan dari pemerintah pusat. Komitmen awalnya adalah sapi mati akan diganti sapi hidup. Jadi, tak semudah itu menggantinya,'' kata Sri Purnomo, Selasa.
Sri ditemui wartawan di Dusun Kinahrejo, Umbulharjo, saat mendampingi utusan Kraton Yogyakarta, GBPH Joyokusumo, yang meninjau lokasi bekas rumah juru kunci Merapi, almarhum Mbah Marijan. Sri mengakui bahwa keinginan warga itu memang bisa dimengerti. Tapi sesuai dengan komitmen awal, penggantian sapi mati ini termasuk dalam program pemerintah untuk menghidupkan perekonomian warga.
''Kami berprinsip bahwa warga harus mempunyai kembali kegiatan. Mereka dulunya adalah peternak. Karena itu, kami berharap mereka dapat beternak kembali,'' kata dia.
Bupati mengatakan pemberian ganti rugi sapi mati dalam bentuk uang kontan itu sangat berisiko. Karena, dana itu bisa saja nantinya malah digunakan untuk kebutuhan yang bersifat konsumtif semata. ''Namanya uang bisa saja segera habis. Saat mereka membutuhkan uang untuk beli sapi, uang tersebut sudah tak ada. Kalau itu yang terjadi, hal tersebut bisa menimbulkan masalah baru,'' kata Sri.
Dengan penggantian sapi hidup, menurut Sri, bantuan itu sekaligus nantinya bisa membangkitkan motivasi warga untuk berusaha kembali. ''Kalau orang punya sapi dua, tentunya mereka akan berusaha untuk menjadikan sapi itu menjadi tiga, empat atau lima ekor, begitu seterusnya. Kalau tak punya sapi lagi, lalu bagaimana.''
Kalaupun alasannya belum ada kandang, saat ini Pemkab sudah menyusun rencana untuk membangun kandang-kandang kelompok yang tempatnya diusahakan berdekatan dengan shelter. Begitu juga masalah pakan di mana warga mengeluhkan sulitnya mencari rerumputan, lanjut Sri, tentunya Pemkab tak akan tinggal diam.
Perihal pencairan uang pengganti sapi tersebut akan segera dilakukan oleh Pemkab begitu warga telah siap untuk memelihara sapi lagi. ''Prinsipnya tetap, sapi mati diganti sapi, bukan uang. Komitmen awalnya begitu,'' tuturnya.