REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Keberatan presiden terhadap suara sejumlah tokoh lintas agama yang boleh dibilang cukup keras terkait kebohongan publik yang dilakukan pemerintah bisa jadi belum dianggap selesai. Indikasi itu terbukti dengan tidak disiarkannya secara langsung dialog antara pemerintah dan tokoh-tokoh agama, Senin Malam, di Istana Negara, Jakarta.
Meski rentan ditekan, Din Syamsuddin, Ketua PP Muhammadiya, yang juga merupakan penggagas dialog antara pemerintah dan tokoh-tokoh agama menegaskan para tokoh lintas agama yang tergabung dalam gerakan moral ini adalah tokoh yang merdeka. "Mereka hanya takut kepada Tuhan masing-masing," ujarnya.
"Kami tidak akan terpengaruh, atau terkooptasi, meski banyak masyarakat yang sinis bahwa ulama telah melampau perannya," papar Din dalam konferensi pers yang berlangsung di Kantor Center for Dialog and Cooperation among Civilization, Jakarta, Senin (18/1).
Din memastikan, gerakan ini terus berlanjut. Artinya, kata, dia, jika memang pesan yang disampaikan tidak diterima, tokoh-tokoh agama tetap terus menyampaikan pesan hingga akhirnya pesan itu diterima. " Tiadalah aku selain penyampai," kata Din mengutip salah satu ayat dalam Al Quran.