REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Walikota Moskow Sergei Sobyanin berjanji bahwa pemerintah kota akan membayar 2 juta rubel atau senilai 67 dolar AS sebagai kompensasi kepada keluarga yang kerabatnya tewas pada ledakan di Bandara Internasional Domodedovo Moskow pada Senin (24/1) kemarin.
Laporan awal menunjukkan bahwa bom diledakkan oleh pengebom bunuh diri yang menjadi penumpang pesawat yang mendarat di bandara tersebut pada pukul 16.40 waktu setempat (pukul 20.40 WIB).
Setiap korban yang terluka akan mendapatkan 1,5 juta rubel (50.300 dolar AS) dan mereka yang mengalami luka lebih ringan akan menerima 1 juta rubel (33.500 dolar AS) kata Sobyanin. Setidaknya 35 orang tewas dan 180 orang terluka akibat ledakan itu.
Ledakan bom bunuh diri menewaskan setidaknya 35 orang dan melukai lebih dari 100 di bandara internasional Domodedovo, Moskow, dalam serangan yang disebut-sebut penyelidik sebagai aksi teror. Menurut sejumlah saksi, ledakan itu menghancurkan bagian klaim barang di ruang kedatangan di bandara terbesar Moskow itu.
"Hari ini pukul 16.32 (pukul 20.32 WIB) ledakan terjadi di ruang kedatangan internasional bandara Domodedovo," kata komite penyelidik Rusia dalam sebuah pernyataan. Juru bicara komite itu, Vladimir Markin, mengatakan, penyelidikan kriminal mulai dilakukan untuk "aksi teror" tersebut.
Seorang pejabat penyelidikan, Tatyana Morozova, mengatakan kepada kantor berita Interfax, ledakan itu terjadi di bagian klaim barang. Juru bicara bandara Elena Galanova mengatakan, ledakan itu terjadi di daerah umum yang bisa diakses secara bebas di bandara itu, dimana penumpang menemui keluarga mereka setelah melewati pemeriksaan bea-cukai.
Sedikitnya 35 orang tewas, katanya, dan kementerian kesehatan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa 130 orang cedera dalam ledakan itu, 20 diantaranya dalam kondisi serius.