Rabu 26 Jan 2011 17:06 WIB

Demokrat: Kenaikan Gaji SBY tak Dadakan

Rep: M Ikhsan Shiddieqy/ Red: Djibril Muhammad
Ahmad Mubarok
Ahmad Mubarok

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Ahmad Mubarok menegaskan, rencana kenaikan gaji presiden dan pejabat negara lainnya seperti yang diumumkan Menteri Keuangan Agus Martowardojo tidak ada hubungannya dengan pernyataan Presiden soal gaji di Rapim TNI dan Polri pekan lalu.

"Kenaikan gaji itu tidak dadakan," kata Mubarok, Rabu (26/1). Dia menegaskan, Presiden pun mungkin tidak tahu kapan persisnya kenaikan gaji itu. Oleh karenanya, dia menampik dugaan jika kenaikan gaji presiden yang diumumkan Menkeu itu sebagai tindak lanjut pernyataan Presiden.

Mubarok mengingatkan, pemerintah sudah dari dulu memrogramkan remunerasi bagi pejabat negara. "Jadi, tidak mungkin ada kaitan dengan pernyataan Presiden," kata Mubarok. Terkait soal adanya gerakan pengumpulan koin yang untuk menambah gaji Presiden, Mubarok mengecam hal itu.

Dia menilai gerakan-gerakan tersebut sangat tidak sehat. Mubarok juga mengkritik anggota DPR yang ikut-ikutan dalam gerakan ini, seperti yang dilakukan Komisi III ketika menyediakan pengumpulan koin di pintu masuk rapat. "Itu lelucon yang tidak lucu, karena anggota DPR itu tahu persis maksud Presiden bukan meminta gaji," katanya.

Menurut Mubarok, kalau LSM wajar mendukung gerakan seperti itu, tapi kalau anggota DPR sudah tidak lucu. Mengenai gerakan serupa di internet, Mubarok tidak menganggap serius. "Kalau misalnya di internet itu ada 100 orang yang berbicara, sebenarnya itu cuma 10 orang saja," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement