REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - Presiden Mesir Hosni Mubarak telah sepakat untuk membahas reformasi dengan partai-partai oposisi yang menyerukan kejatuhannya. Demikian dikemukakan wakil presidennya, Senin setelah militer mengumumkan tidak akan menyerang demonstran anti-pemerintah.
Berbicara di televisi negara, Wakil Presiden Omar Suleiman mengatakan Mubarak telah meminta dia untuk mulai bekerja pada "reformasi konstitusi dan undang-undang" bekerjasama dengan berbagai pihak. Suleiman, kepala intelijen yang dipilih Mubarak sebagai wakil presidennya akhir pekan lalu, mengatakan paket reformasi harus dibuat "secepatnya."
"Para pihak lainnya juga akan memiliki peran untuk bermain, yang akan berimbas pada reformasi politik yang nyata," kata Suleiman.
Tak lama setelah pidato tersebut, kantor Suleiman mengatakan kepada CNN bahwa pembicaraan sudah berlangsung. Tapi tidak ada rincian apa yang saja yang dibicarakan, juga tidak ada reaksi langsung dari tokoh oposisi atau indikasi dari pihak yang ikut ambil bagian.
Pada saat yang sama, pemerintah kembali membatasi perjalanan dan komunikasi menjelang "unjuk rasa jutaan orang" hari ini. Aksi akan dipusatkan di Kairo dan Alexandria. Akses komunikasi dimatikan dan transportasi kereta dihentikan tanpa batas waktu. Pasukan telah ditempatkan di persimpangan utama dan Kementerian Informasi mengatakan kepada CNN bahwa jaringan telepon seluler akan kembali ditutup semalaman.