REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - Setidaknya tiga orang diyakini telah tewas dan lebih dari 1.500 terluka dalam bentrokan antara demonstran pro Mubarak dan anti pemerintah di Kairo, ibukota Mesir. Para pengunjuk rasa dari kedua belah pihak berseteru berkemah pada hari Rabu di Tahrir Square, pusat demonstrasi oposisi selama sembilan hari terakhir ini berkumpul.
Seorang koresponden Al Jazeera melaporkan dari luar lapangan dini hari waktu setempat (Kamis pagi waktu Jakarta), mengatakan puluhan pendukung pro-Mubarak telah mendirikan barikade di kedua sisi jalan, menjebak pendukung pro-demokrasi. Mereka mengumpulkan batu, melanggar lampu jalan dan menggunakan balaclavas untuk menutupi wajah mereka, tampaknya dalam persiapan untuk sebuah kebuntuan segar dengan kerumunan pro-demokrasi.
Ambulan terus meraung di jalanan Kairo. Di rumah-rumah sakit, ambulans datang dan pergi setiap 10 menit.
Meskipun jauh dari tempat konfrontasi dan bentrokan, situasi di rumah sakit sangat tegang. "Kami melihat sejumlah berjalan terluka, sebagian besar dengan perban ke kepala mereka. Sejumlah orang berada di tandu juga," tulis koresponden Al Jazeera.
Polisi dan demonstran menjadi sulit dikenali, katanya, karena tak ada aparat yang berseragam. Seorang dokter rumah sakit yang tidak akan berbicara dalam kapasitas resmi mengatakan bahwa ada "pemerintah" kepada pihak rumah sakit untuk tidak memberikan wawancara resmi. "Mereka tidak ingin ini terlihat," ujarnya.
Untuk mendapatkan tenaga medis tambahan ke lokasi demonstrasi, mereka harus bersembunyi di ambulans yang dikirim untuk membantu para demonstran, kata dokter. Ambulans juga diserang oleh elemen-elemen pro-Mubarak.
Satu rumah sakit ini telah merawat lebih dari seratus orang terluka. Sebagian besar mengalami luka pada kepala dan luka bakar, ada beberapa luka tusukan.