REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - Wakil Presiden Mesir Omar Sulaiman mengungkapkan bahwa tahanan Al Qaeda telah kabur dari penjara Mesir. Kaburnya tahanan Al Qaida tersebut, terjadi ketika sekitar seratus tahanan yang berada di penjara Mesir kabur pada bulan lalu, yakni Januari, yang berbarengan dengan pecahnya demonstrasi besar-besaran yang berlangsung di Mesir.
Omar Suleiman mengatakan pelarian termasuk anggota dari "organisasi Jihadis" yang tidak meninggalkan ideologi atau setuju untuk menghentikan kekerasan, kantor berita pemerintah melaporkan. Dia berbicara selama pertemuan dengan wartawan Mesir pada Selasa (9/2).
Suleiman mengatakan dinas intelijen Mesir, yang pernah ia pimpin selama bertahun-tahun telah menempatkan "banyak upaya" untuk mengamankan ekstradisi para militan Mesir militan dari luar negeri 'terkait dengan kepemimpinan eksternal, khususnya Al-Qaeda. "Para tahanan yang melarikan diri termasuk tahanan yang tidak menyetujui inisiatif untuk menghentikan kekerasan dan masih yakin bahwa masyarakat tak bertuhan dan ini merupakan ancaman besar ", katanya. "Kita perlu banyak upaya untuk membawa mereka kembali (ke penjara)," tegasnya.
Sulaiman sepertnya mengacu pada gencatan senjata yang dinyatakan oleh al-Gama'a al-Islamiyah (Islamic Group) pada 1997, tahun dimana kelompok tersebut membantai 58 turis di kota Luxor, selatan Mesir. Mesir telah menjadi tempat berkembang biaknya kelompok Islam militan.
Ayman al-Zawahari, wakil pemimpin al-Qaeda, adalah warga Mesir. Mohammed Atta, pemimpin kelompok yang melakukan serangan 11 September, juga warga Mesir. Pasukan keamanan Mesir telah berjuang melawan militan Islam Sunni sejak 1990.
Pascademonstrasi besar-besar di Mesir yang berlangsung sejak 25 Januari, Polisi Mesir sebagian besar menghilang dari jalanan, meninggalkan kekosongan yang diisi oleh penjarahan dan main hakim sendiri. Terkait hal itu, Suleiman telah berjanji akan melakukan penyelidikan. Banyak dari warga Mesir percaya bahwa ada konspirasi terkait kekacauan di Mesir selama demonstrasi tersebut.
Para tahanan yang kabur pada Januari kemarin, termasuk anggota kelompok gerilya Lebanon Hizbullah, sebuah gerakan Islam Syiah. Sami Chehab, yang dituduh merencanakan serangan di Mesir, sudah kembali di Beirut saat berita melarikan dirinya terekspos ke publik. Hizbullah mengatakan dia telah bekerja untuk membantu pasokan senjata ke Jalur Gaza melalui Semenanjung Sinai.