REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM - Sehari menjelang mundur, Presiden Hosni Mubarak melakukan pembicaraan per telepon dengan koleganya, petinggi Partai Buruh Israel Benjamin Ben-Eliezer. Selain mengungkapkan kekecewaannya pada Amerika Serikat, ia juga meminta Israel mewaspadai radikalisme islam pascamundur dirinya.
"Dia bilang 'Aku tidak akan heran jika di masa depan Anda melihat lebih banyak ekstremisme dan Islam radikal dan gangguan lebih - perubahan dramatis dan gejolak," tambah Ben-Eliezer.
Mesir pada tahun 1979 menjadi negara Arab pertama yang menandatangani perjanjian perdamaian dengan Israel. Ia juga menjadi sekutu AS untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina.
Pekan lalu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memperingatkan sebuah revolusi Islam gaya Iran bakal terjadi di Mesir. Ia mengkhawatirkan Ikhwanul Muslimin akhirnya mengambil alih.