REPUBLIKA.CO.ID,INDRAMAYU – Sebuah padepokan tareqat di Blok Dadap Lama, Desa Dadap, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, diserang sekelompok orang tak dikenal pada Kamis (17/2) dini hari. Pihak kepolisian menegaskan kasus tersebut tidak berlatar belakang masalah suku, agama, dan ras (sara).
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Pasalnya, saat peristwia itu berlangsung, tidak ada seorang pun jamaah yang berada di dalam padepokan. Namun, padepokan yag biasa digunakan untuk kegiatan dzikir dan pengajian itu rusak cukup parah.
Berdasarkan keterangan dari sejumlah warga di lokasi kejadian, aksi penyerangan dilakukan sekelompok orang yang berjumlah antara delapan sampai sepuluh orang. Para penyerang itu datang dengan menggunakan sebuah mobil jenis Avanza warna silver.
Saat sampai di Desa Dadap, mereka langsung mencari mantan Kepala Desa Dadap, Junaedi. Diduga, Junaedi terlibat masalah hutang piutang dengan mereka. Namun, Junaedi tidak berhasil ditemukan.
Para penyerang itu kemudian berusaha mencari Junaedi ke sebuah padepokan yang terletak di pinggir pantai di Blok Dadap Lama. Pasalnya, selama ini Junaedi sering melakukan aktifitas di padepokan tersebut. Bahkan, bangunan tersebut dibangun oleh Junaedi saat dia masih menjabat sebagai kepala desa.
Padepokan itu terdiri dari dua bangunan. Bangunan utama berukuran sekitar 10 x 20 meter. Bangunan lainnya untuk istirahat dengan ukuran sekitar 3 x 7 meter. Kedua bangunan dikelilingi tembok bilik dan beratap daun alang-alang. Padepokan itu biasanya digunakan sesekali untuk pengajian dan salat berjamaah.
Namun, para penyerang tidak berhasil menemukan Junaedi di padepokan tersebut. Hal itu akhirnya membuat mereka kesal dan langsung menyerang dan merusak padepokan tersebut.
‘’Warga tidak berani mencegah karena mereka membawa senjata tajam,’’ tutur warga setempat, Tonirih.
Adapun senjata tajam yang digunakan kelompok penyerang itu di antaranya parang dan celurit. Akibat aksi penyerangan itu, bangunan padepokan menjadi rusak. Kaca-kaca dinding maupun sejumlah pot bunga yang ada di depan padepokan, menjadi pecah.
Kapolres Indramayu, AKBP Rudi Setiawan, mengungkapkan pihaknya masih menyelidiki kasus tersebut. Namun, dia menegaskan bahwa peristiwa tersebut murni berlatar belakang masalah pribadi.
‘’Jadi, ini bukan karena alasan sara,’’ tegas Rudi. Dia sedang berupaya untuk mendamaikan perselisihan di antara Junaedi dan kelompok penyerang.
Hingga berita ini diturunkan, polisi sedang meminta keterangan dari Junaedi di Mapolres Indramayu. Selain itu, pihak kepolisian juga memasang garis polisi di sekitar lokasi dan menyiagakan sejumlah personel untuk mengantisipasi adanya serangan susulan.