Kamis 17 Feb 2011 17:59 WIB

RUU Tembakau Diyakini Bakal Puaskan Semua Pihak

Red: Djibril Muhammad
Tembakau
Tembakau

REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG - Ketua Badan Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat, Ahmad Dimyati Natakusuma menyatakan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Pengendalian Dampak Produk tembakau bagi Kesehatan sulit untuk memuaskan kepentingan semua pihak. "RUU ini sangat berat sekali bisa memuaskan semua pihak karena jelas beririsan, berbeda sekali antara kesehatan dengan industri, tenaga kerja, dan cukai atau pajak," katanya di Temanggung, Kamis (17/2).

Ia mengatakan hal tersebut usai melakukan kunjungan kerja bersama empat anggota Badan Legislasi (Banleg) DPR RI di Kabupaten Temanggung yang merupakan salah satu sentra penghasil tembakau di Jawa Tengah. Ahmad Dimyati mengatakan, bagaimanapun dengan kondisi tersebut, RUU tersebut nantinya untuk kepentingan bangsa dan negara.

Ia mengatakan, RUU tentang Pengendalian Dampak Produk Tembakau bagi Kesehatan akan selesai dibahas dan ditetapkan tahun 2011. "Kami upayakan akan selesai dan ditetapkan tahun ini. Tetapi kami tidak akan memaksakan, namun ini target kami," katanya.

Hingga sekarang, katanya, RUU tersebut masih dalam proses pembahasan. Banleg masih mendengarkan analisa dari berbagai pihak pemangku kepentingan terkait pertembakauan, antara lain dengan menyimak analisa Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dari sisi kesehatan dan menyimak pihak-pihak yang prorokok dan tembakau.

"Kami melakukan kunjungan kerja ke Temanggung ini berkaitan dengan RUU tersebut, kami ingin menjaring aspirasi dari petani tembakau. Anggota kami juga ada yang melakukan kunker ke Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat," katanya.

Ia mengatakan, Banleg akan berupaya mencari jalan tengah untuk membuat kebijakan yang bisa mengakomodasi kepentingan semua pihak. Sampai saat ini, pro dan kontra yang berkembang terkait masalah RUU tersebut sama kuatnya maka Banleg masih perlu mendengar masukan dari berbagai pihak.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْنَ قِيْلَ لَهُمْ كُفُّوْٓا اَيْدِيَكُمْ وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَۚ فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقِتَالُ اِذَا فَرِيْقٌ مِّنْهُمْ يَخْشَوْنَ النَّاسَ كَخَشْيَةِ اللّٰهِ اَوْ اَشَدَّ خَشْيَةً ۚ وَقَالُوْا رَبَّنَا لِمَ كَتَبْتَ عَلَيْنَا الْقِتَالَۚ لَوْلَآ اَخَّرْتَنَآ اِلٰٓى اَجَلٍ قَرِيْبٍۗ قُلْ مَتَاعُ الدُّنْيَا قَلِيْلٌۚ وَالْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لِّمَنِ اتَّقٰىۗ وَلَا تُظْلَمُوْنَ فَتِيْلًا
Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka, ”Tahanlah tanganmu (dari berperang), laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat!” Ketika mereka diwajibkan berperang, tiba-tiba sebagian mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih takut (dari itu). Mereka berkata, “Ya Tuhan kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami? Mengapa tidak Engkau tunda (kewajiban berperang) kepada kami beberapa waktu lagi?” Katakanlah, “Kesenangan di dunia ini hanya sedikit dan akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa (mendapat pahala turut berperang) dan kamu tidak akan dizalimi sedikit pun.”

(QS. An-Nisa' ayat 77)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement