REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO - Para pemimpin pro-demokrasi Mesir merencanakan pawai kemenangan di Kairo, Jumat (18/2), untuk merayakan jatuhnya pemerintahan 30 tahun presiden Hosni Mubarak pekan lalu. Aksi ini sekaligus mengingatkan militer mengenai kekuatan revolusi.
Dewan Tinggi Militer, yang mengambilalih kekuasaan setelah jatuhnya Hosni Mubarak, pekan lalu telah mendapat tekanan dari para aktivis yang meminta pembebasan tawanan politik, pencabutan pemerintahan darurat dan pemilihan umum yang adil. Kehidupan Mesir masih jauh dari normal hampir sepekan setelah pergolakan rakyat di Lapangan Tahrir, Kairo, dengan tank-tank di jalanan, bank-bank tutup, pekerja mogok dan sekolah juga tutup.
"Besok akan ada satu juta orang berpawai untuk melindungi revolusi dan tuntutannya," kata Mohanned dalam pesan Twitter-nya. "Kami akan menyambut baik siapa saja ke Mesir baru. Sebuah negara baru yang dimulai di Lapangan Tahrir. Sebuah negara persatuan, perdamaian, kebebasan dan keadilan untuk semua," kata Laila di Facebook.
Kelompok lainnya merencanakan demonstrasi pada waktu bersamaan untuk "meminta maaf" pada Mubarak karena cara kejatuhannya dan mengakui pencapaiannya selama hampir 30 tahun berkuasa. Penyelenggaranya mengatakan para simpatisan Mubarak akan memakai pakaian hitam. Sementara peserta pawai kemenangan berpakaian putih.
Peserta pawai diperkirakan akan berkumpul setelah shalat Jumat. Demonstrasi mungkin juga digelar di pelabuhan Iskandariyah.