Kamis 24 Feb 2011 12:22 WIB

Presiden Surati DK PBB Soal Libya

Rep: Yasmina Hasni/ Red: Didi Purwadi
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengirimkan surat untuk menyeru kepada Dewan Keamanan PBB agar mengambil langkah riil serta mencegah aksi kekerasan di Libya. SBY juga meminta agar ada tindakan khusus untuk mencegah kenaikan harga minyak yang signifikan karena kisruh tersebut.

"Kalau pun Libya mengalami krisis saat ini, saya meminta agar PBB cepat melakukan tindakan supaya tak terjadi rembetan ke negara lainnya," ujar Presiden di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta, Kamis (24/2), sebelum berangkat ke Brunei Darussalam.

Pasalnya, SBY menjelaskan ada aspek penting terlihat di Kawasan Teluk. Yaitu, implikasinya bagi dunia. Bukan hanya dalam geopolitik, tapi juga pengaruh kepada gejolak global saat ini. Hal itu disebabkan oleh harga pangan dunia yang juga terkena inflasi.

"Kini kita saksikan kenaikan harga minyak yang dipicu oleh Libya dan sekitarnya. kalau ini tak dihentikan, dunia akan kena dampaknya," tegas SBY. Dampak terkuat akan sangat terasa terutama di negara maju yang saat ini sedang melakukan recovery. Negara berkembang pun demikian.

Karena itu, Presiden berharap PBB mau mengajak komunitas global dalam melakukan hal tepat agar krisis Libya bisa diselesaikan dan tak merembet ke negara lain. SBY kemudian menyatakan rasa prihatinnya atas perkembangan situasi di Libya. Pasalnya, ia menganggap korban-korban yang jatuh itu angkanya sudah berada di luar kepatutan. Indonesia, kata SBY, juga berharap agar Libya bisa menyelesaikan permasalahan dengan baik serta bisa mencarikan solusi damai untuk mencegah terjadiya kekerasan bagi bangsa Libya sendiri.

SBY kemudian menambahkan misi Indonesia lainnya adalah untuk melindungi WNI yang berada di Libya. Tercatat ada sekitar 87 WNI di Libya yang dijaga oleh pemerintah. "Situasinya lebih rumit. Karena seperti yang saudara ikuti, kerusuhan, ketidakpastian, kekerasan ini lebih tinggi," kata dia.

Namun demikian, Presiden memastikan bahwa duta besar Indonesia untuk Libya terus bekerja. Bahkan, SBY juga sudah menugasi menkopolhukam Djoko Suyanto untuk mendiskusikan terbukanya opsi untuk mengirimkan pesawat ke Libya. "Tentu diperlukan satgas untuk membantu bersama dubes kita di Tripoli agar tugas penyelamatan efektif. Saya berharap menkopolhukam menjelaskan kepada rakyat kita agar misi berjalan dengan baik.''

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement