Jumat 25 Feb 2011 16:41 WIB

Catatan Mahasiswa Indonesia di Tripoli: Pidato Gaddafi Dipelintir

Seorang warga memanggul senjata berat berpose di markas militer di Al-Katiba, Benghazi, yang baru saja dikuasai gerakan anti-Gaddafi, Kamis (24/2).
Foto: AP
Seorang warga memanggul senjata berat berpose di markas militer di Al-Katiba, Benghazi, yang baru saja dikuasai gerakan anti-Gaddafi, Kamis (24/2).

REPUBLIKA.CO.ID,TRIPOLI - Gelar Digjaya Muhammad, mahasiswa tingkat tiga Islamic Call College asal Bandung, mengirimkan surat elektronik kepada Republika Online terkait kondisi terkini di Libya. Mahasiswa yang tinggal di Tripoli itu mengabarkan media asing telah memelintir isi pidato pemimpin Libya Moammar Gaddafi.

Dalam tulisannya, Gelar Digjaya menyebutkan bahwa media asing banyak memuat berita yang sepotong-potong. ''Contoh pidato Gaddafi yang dimuat secara sepotong-potong,'' tulisnya. ''Di media-media ditulis Gaddafi berkata 'Ini negara saya. Aku akan habisi para pemberontak jengkal demi jengkal'.''

Padahal, kata Gelar Digjaya, isi pidato Gaddafi tidak seperti itu. ''Gaddafi sebenarnya menyeru,'ini negara saya, negara leluhur saya, negara leluhur kalian. Saya tidak ingin kekacauan ada di Libya','' kata Gelar Digjaya.

Dalam pidatonya, tulisnya, Gaddafi menyerukan para demonstran bersenjata meletakkan senjata mereka untuk bersama mengembalikan kehidupan normal Libya dan memulai sejarah baru Libya. Jika tidak, pemerintah akan menggunakan kekuatan.

Benghazi, yang terletak sekitar 1.000 km dari Tripoli, menjadi titik pusat aksi unjuk rasa menentang Gaddafi. ''Saat ini Benghazi masih berada di bawah kendali demonstran oposan. Demonstran oposan di Benghazi sebagiannya bersenjata setelah banyak unsur tentara pemerintah di Benghazi yang membelot, gudang senjata dikuasai, bahkan tank-tank,'' tulis Gelar Digjaya. ''Jatuhnya korban dari sipil dan aparat keamanan adalah karena massa oposisi di Benghazi bersenjata, juga karena banyaknya sniper-sniper yang entah siapa mereka. Entah bayaran pemerintah Libya, entah bayaran Amerika dan Israel.''

Gelar Digjaya merupakan Ketua Departemen Kaderisasi KKMI (Kesatuan Keluarga Mahasiswa Indonesia) Libya. Lewat situs resminya, KKMI melaporkan situasi perkembangan terakhir dari Tripoli. KKMI mengkomparasikan sumber dari media asing, media pemerintah Libya dan situasi di lapangan baik melalui koresponden maupun kesaksian pribadi kawan-kawan mahasiswa.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement