REPUBLIKA.CO.ID,KUDUS--Puluhan Suporter Macan Muria (SMM) Persiku Kudus, Jumat, berunjuk rasa menuntut Nurdin Halid dan kroninya mundur dari PSSI. Aksi unjuk rasa puluhan suporter Persiku sebagai bentuk keprihatinan melihat sepak terjang PSSI yang belum bisa menyumbangkan prestasi membanggakan ini, dimulai sekitar pukul 14.30 WIB, di Alun-alun Kudus.
Para pengunjuk rasa yang datang dengan membawa sepeda motor dan mobil, langsung meneriakkan "Nurdin Mundur". Beberapa suporter membawa dua spanduk bertuliskan "SMM dukung revolusi PSSI dan kecaman terhadap Nurdin dengan nada keras.
Sementara suporter lainnya, mengusung sejumlah poster bertuliskan "revolusi PSSI harga mati, Nurdin penjahat PSSI, Nurdin turun rakyat senang, dan sejumlah poster berisi umpatan keras. Pengunjuk rasa yang berorasi juga berulang kali meneriakkan yel-yel Nurdin turun sambil menyanyikan lagu ciptaan sendiri untuk menuntut Nurdin mundur.
Koordinator aksi, Ayik Iswardani, menganggap kepemimpinan Nurdin Halid tidak ada pencapaian prestasi membanggakan bagi persepakbolaan nasional, bahkan di bawah rezim Nurdin prestasinya kian terpuruk. "Bahkan, PSSI diduga hanya menjadi lumbung kepentingan pribadi, sehingga kita mendesak adanya revolusi di tubuh PSSI," tegasnya.
Seharusnya, kata dia, sepak bola nasional semakin berkembang karena banyak bermunculan bibit-bibit pemain muda berprestasi. "Kenyataannya, mereka dikorbankan demi kepentingan politik," ujarnya.
Klaim sepak bola nasional semakin maju, kata dia, hanya omong kosong, karena di level Asia prestasi sepak bola Tanah Air sulit bersaing dengan negara lain. Selain prestasi yang semakin terpuruk, katanya, dalam pencalonan ketua PSSI periode 2011-2015 juga penuh rekayasa dalam memuluskan pencalonan Nurdin untuk kembali memimpin PSSI.
Ia menegaskan, menolak Nurdin Halid memimpin kembali PSSI periode mendatang. Sepanjang aksi, orasi para pengunjuk rasa selalu diiringi dengan musik yang biasa dimainkan saat tim Persiku menjalani pertandingan.
Beberapa suporter juga merias badannya menyerupai kulit harimau sebagai simbol "Macan Muria". Sebagai bentuk kekecewaan mereka terhadap Nurdin, para pengunjuk rasa juga mengusung keranda yang bertuliskan Nurdin maupun boneka dengan tulisan yang sama. Sebelum aksi tersebut usai, para pengunjuk rasa juga mengencingi boneka yang bertuliskan Nurdin.