REPUBLIKA.CO.ID,KABUL--Empat prajurit NATO, seorang diantaranya warga Italia, tewas dalam serangan-serangan bom dan senapan di Afghanistan, Senin, kata sejumlah pejabat.
Tiga prajurit tewas dalam ledakan-ledakan bom rakitan di wilayah barat, selatan dan timur Afghanistan, kata Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO. Seorang prajurit keempat tewas dalam kontak tembak dengan gerilyawan di wilayah timur negara itu, kata ISAF.
Seorang juru bicara pemerintah Afghanistan di kota Herat, Afghanistan barat, mengatakan, prajurit yang tewas di provinsi tersebut adalah warga Italia dan tiga prajurit lain Italia cedera dalam ledakan itu.
ISAF tidak bisa mengkonfirmasi hal itu sesuai dengan kebijakan pasukan tersebut, namun militer Italia di Roma mengkonfirmasi satu kematian dalam ledakan bom di Afghanistan barat, dan empat prajurit lain Italia cedera. Kendaraan lapis baja mereka terkena bom pinggir jalan, kata militer Italia. Sekitar 60 prajurit internasional tewas sepanjang tahun ini di Afghanistan.
Konflik meningkat di Afghanistan dengan jumlah kematian sipil dan militer mencapai tingkat tertinggi tahun lalu ketika kekerasan yang dikobarkan Taliban meluas dari wilayah tradisional di selatan dan timur ke daerah-daerah barat dan utara yang dulu stabil.
Sebanyak 711 prajurit asing tewas dalam perang di Afghanistan sepanjang tahun lalu, yang menjadikan 2010 sebagai tahun paling mematikan bagi pasukan asing, menurut hitungan AFP yang berdasarkan atas situs independen icasualties.org.
Jumlah kematian sipil juga meningkat, dan Kementerian Dalam Negeri Afghanistan mengumumkan bahwa 2.043 warga sipil tewas pada 2010 akibat serangan Taliban dan operasi militer yang ditujukan pada gerilyawan.
Pemimpin Taliban Mullah Omar telah menyatakan, pihaknya akan meningkatkan serangan taktis terhadap pasukan koalisi untuk memerangkap musuh dalam perang yang melelahkan dan mengusir mereka seperti pasukan eks-Uni Sovyet.
Sekitar 521 prajurit asing tewas sepanjang 2009, yang menjadikan tahun itu sebagai tahun mematikan bagi pasukan internasional sejak invasi pimpinan AS pada 2001 dan membuat dukungan publik Barat terhadap perang itu merosot.
Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut.
Bom rakitan yang dikenal sebagai IED (peledak improvisasi) mengakibatkan 70-80 persen korban di pihak pasukan asing di Afghanistan, menurut militer.