REPUBLIKA.CO.ID, Perompak Somalia mungkin sudah kewalahan, paling tidak untuk sat ini. Sejumlah badan keamanan menyatakan perompak Somalia bersedia bernegosiasi dengan tebusan lebih rendah untuk melepas kapal-kapal yang mereka bajak. Alasannya, mereka kehabisan tempat untuk melabuhkan kapal.
Bajak laut Somalia membuat kapling besar di area Samudera India, namun akhir-akhir ini mereka termakan oleh keberhasilan mereka sendiri. Menurut laporan badan keamanan, kelompok perompak kini lebih terbuka dengan negosiasi untuk segera membebaskan kapal yang disandera akhir-akhir ini, bahkan dalam jumlah besar.
Para pengamat meyakini itu karena pelabuhan mereka di Haradheere, Eyl dan Hobyo sudah tercekik karena dijejali kapal-kapal bajakan. Mereka dilaporkan mencari kesepakatan cepat dan mau menerima tebusan lebih rendah, bila itu berarti kapal bisa dipindahkan segera.
Tebusan yang dituntut oleh perompak telah meroket sejak aksi pembajakan di Somalia menjadi krisis internasional pada 2008. Sebuah studi terbaru oleh yayasan One Earth Future, mengklaim bahwa rata-rata tebusan yang dibayarkan melonjak menjadi 5,4 juta dolar pada 2010, dari sebelumnya 3,4 juta dolar pada 2009.
Para pelaut dalam kapal-kapal kargo juga disandera tiga kali lebih lama ketika perompak dan perusahaan pengangkutan melakukan negosiasi, dari rata-rata 55 hari pada 2009, menjadi 150 hari pada 2010. Namun angka itu terlihat mencapai batas tertinggi, paling tidak saat ini.
Patroli tak Berefek
Patroli angkatan laut yang dijalankan dua tahun oleh banyak negara tak cukup membantu mematahkan aksi perompakan. Jerman menempatkan beberapa kapal perang di area tersebut sebagai perluasan militer Uni Eropa. Meski operasi gabungan AL berbagai negara mencegat banyak aksi pembajakan, perompak juga meningkatkan upaya mereka secara keseluruhan.
Pada 2010, ada sekitar 445 serangan di seluruh dunia, sebagian besar terjadi di lepas pantai Somalia. Sejumlah 1.181 pelaut diculik, naik 10 persen dibanding 2009. Kini dilaporkan perompak Somalia menahan paling sedikit 33 kapal, dengan lebih dari 700 kru.
Korban terakhir adalah kapal kargo Yunani, Dover, yang jatuh ke tangan perompak Somalia pada Senin lalu.