REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Hanura, Wiranto, mengatakan saat ini yang perlu dilakukan adalah merombak cara berfikir dalam menyusun kabinet dan bukan sekadar penggantian personal menteri.
"Kalau ditanyakan apakah saat ini diperlukan reshuffle kabinet?. Jawabnya perlu. Tapi bukan hanya sekadar mengganti orang per orang, tapi diganti dengan orang yang tepat sesuai keahliannya. Jadi, merombak cara berfikir dalam menyusun kabinet," kata Wiranto di Gedung DPR Senayan, Jakarta, Kamis (10/3). Pada kesempatan itu, Wiranto bertemu dengan para anggota fraksinya di DPR RI.
Wiranto menjelaskan bahwa penempatan seseorang sebagai menteri harusnya bukan karena kalkulasi politik. "Jadi yang perlu direshuffle adalah cara pemikiran dalam menyusun kabinet," kata Wiranto.
Jika yang dilakukan hanya sekadar penggantian personal anggota kabinet berdasarkan kalkulasi politik, maka itu tidak akan ada artinya. Pada zaman Presiden BJ Habibie, ada kebijakan bahwa anggota kabinet tak boleh merangkap sebagai ketua parpol. Karena itu, tambah Wiranto, Mensesneg Akbar Tandjung saat itu ditanyakan apakah akan memilih sebagai menteri atau ketua partai Golkar
''Ternyata ia memilih jadi ketua PG dan posisi itu akhirnya digantikan Prof Muladi. Kalau bisa begitu, maka kabinet akan menjadi sehat," kata Wiranto. Sekarang ini, tambah Wiranto, ada kecenderungan seseorang menjadi menteri dahulu baru kemudian menjadi ketua partai.